Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Sang Swara: Burung Gagak (1)

29 September 2013   14:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:14 92 0
Masih jua gemuruh hidup datang dalam rupa gilotin



Meskipun harta tahta sanggup kukangkangi

Sanggup kumaini

Tapi mana bahagia itu Tuhan

Rutinitas absurd, jemu menunggu jemu menggangu

Penyakit keparat, membuat berkarat

Sanggupkah aku menunggu dua tahun lagi,

sementara tiap gerak detik adalah perih

Sementara tiap gerak menit adalah rintih

Aaaargghh aku tak sanggup

Aku tak sanggup menunggu dan menderita

Aku tak sanggup Tuhan!

Wahai kematian

Nampakkan taringmu

Singgah dan tusuklah jantung ini

Lebamkan, remukkan sesukamu

Hai…gagak hitam

Kemarilah…nikmati sepi  pucat pasi

Cabut dan bawalah kemana hendak kau bawa

(bahkan burung gagakpun resah dalam menjalankan tugasnya. Manusia –menurutnya- kian lemah dan mudah menyerah. Berharap pada hitam menghapus warna hidupnya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun