Sewaktu SMA, aku adalah seseorang yang sangat minder dengan warna kulitku. Jika aku sedang bersama keluargaku, orang-orang akan mengira jika aku adalah pembantu. Sebenarnya berbagai usaha sudah aku lakukan hingga aku sangat lelah dan Mamaku bosan mengingatkan jika aku bukan seorang perempuan. Namun, tetap saja kulitku belum menjadi lebih putih satu tingkat pun. Karena usaha-usahaku tiada yang menunjukkan hasil aku berkesimpulan asal-asalan bahwa ini semua disebabkan oleh pekatnya kota Jakarta. Dan, itulah dasar mengapa aku sangat berhasrat untuk keluar dari Jakarta.