Malam itu terasa pekat, gelap, sepi. Kulitnya seolah menyatu dengan warna langit. Begitu Panjang ia harus menanti munculnya matahari. Di sampingnya, Ibunya telah tidur berselimutkan air mata. Entah apakah wanita itu nyenyak atau lelah. Malam itu hanya ada suara alam dan suara kerja bapaknya yang membongkar-bongkar, membalik-balikan arang.
KEMBALI KE ARTIKEL