Musim kemarau sepertinya sudah benar-benar tiba. Hawa dingin khas musim kering di pagi hari menyelimuti sudut Kota Solo.
Belum ada jam 6 pagi ketika pantatku sudah berada di sadel, kakiku kokoh menginjak pedal dan tanganku memegang kuat-kuat stang. Kabut tipis yang seakan menari-nari di atas persawahan tinggal menunggu waktu disapu datangnya sang mentari.