Kehilangan karyawan loyal dan memiliki dedikasi pekerjaan sekaligus memiliki kemampuan dan kinerja yang mampu mewujudkan tujuan organisasi adalah sebuah kemalangan. Karena asset sumber daya manusia adalah asset yang tidak dapat digantikan secepat mengganti asset modal, asset produksi. Kehilangan karyawan terbaik selalu meninggalkan banyak pekerjaan rumah bagi pimpinan organisasi atau perusahaan.
Namun dalam stuktur karyawan atau universitas terdapat beberapa orang yang telah mengikuti perjalanan panjang semenjak berdiri sampai saat ini. Rektor boleh berganti dalam hitungan rentang waktu periode. Hal ini menjadi sebuah keharusan untuk mengawal tujuan sebuah organisasi.
Sedangkan mahasiswa akan datang dan pergi. Setiap penerimaan tahun ajaran baru maka mahasiswa baru berdatangan untuk menuntut ilmu berdasarkan jursan dan fakultas pilihan. Setelah selesai menempuh perjalanan menuntut ilmu ada saatnya untuk pergi dengan membawa gelar kesarjaan, diwisuda. Siklus yang terus berulang sepanjang ekosistem perguruan tinggi.
Sugeng atau Bu Sus itulah panggilan kesayangan dari masa kemasa. Pribadi yang siap melayani kebutuhan mahasiswa dalam memperbanyak bahan perkuliahan, kebutuhan memperbanyak lembaran pengesahan skripsi, bebas pustaka dan juga transkip nilai. Tugasnya adalah sebagai karyawan koperasi Universitas Bung Hatta.
Sebuah pertanyaan meluncur ketika duduk santai di tempat ia bertugas di bawah Perpustakaan UBH. Sejak kapan uni bekerja di sini? Dari bibirnya yang berwarna merah karena lipstik ia bertanya kembali.
Kapan adek lahir? Maka dengan sekenanya menjawab tahun sekian. Dari jawaban yang saya berikan ia tertawa lepas ha ha ha ha. Berarti adek lebih muda dari pada saya bekerja sebagai tukang foto copy. Saya bekerja semenjak desembar tahun 1982.
Alamak sebuah pengabdian yang panjang sampai saat ini. Bu Sus adalah pribadi yang unik. Pakaiannya mengikuti cara berpakaian wanita, dan sebenarnya ia adalah pria. Namun kepribadian, tingkah laku dan penampilannya telah begitu adanya semenjak kecil. Begitu ia bercerita memaparkan bagaimana ia terjerembat pada diri yang saat ini lebih senang di pangging Ni Sus atau Bu Sus.
Selain aktivitas menjadi operator fotovopy dengan gaji dibawah UMR karena tingkat pendidikan yang rendah. Namun soal layolitas tidak menjadi perhatian dari penyusunan gaji. Begitulah keluhan dalam perbincangan sambil menikmati minuman dingin dari lemari es pajangan milik Koperasi tempat ia Mengabdi.
Kebutuhan hidup terus meningkat sesuai dengan pergerakan harga yang terus meningkat tahun demi tahun. Desakan kehidupan memberikan ia prinsip hidup untuk berkarya sesuai dengan kemampuan. Selain menjadi operator ia juga menyedian kebutuhan rokok bagi mahasiswa, karyawan dan siapapun yang menikmati vitamin asap dari berbagai merek. Terkadang ada kejahilan dari pelanggan yang tidak memiliki kejujuran dalam berbelanja. Maklum ia meletakkan begitu saja aneka jenis vitamin asap dan mempersilahkan mengambul sendiri. Setlah itu mengambil pengembalian. Lewat saran seorang mahasiswa bernama Yoni Candra ia merubah pola penjualan dengan meletakkan rokok yang telah terbuka. Kalau sebelumnya yang penuh juga ikut di pajang.
Selain menjual kenikmatan asap rokok, ia juga menyediakan makanan pengganjal perut mahasiswa yang keroncong setelah mendengar penjelesan dosen. Berbagai cemilan dari titipan usaha rumahan masyarakar sekitar. Ia mendapatkan bagi hasil dari penjualan sebanyak IDR 200 dari penjualan bakwan, roti, kue dan beberapa cemilan lainnya.
Dari pengakuan beliau dapatlah membantu untuk pendapatan harian. Lain Bus Sus setia melayani mahasiswa menfoto copy yang terkadang adalah jimat untuk ujian tengah dan akhir semester. Ada Sonang pedagang permen dan rokok keliling kampus.
Memiliki perawakan sawo matang, dengan tinggi 150 cm. Berpakaian rapi dengan rambut disisir rapi. Ia adalah pedagang setia melayani setiap mahasiswa dari berbagai fakultas di kampus I UBH. Memiliki rute yang tetap dari satu fakultas ke fakultas lainnya menjajakan vitamin asap dan permen. Ia bukan pegawai perusahaan apapun, ia adalah pribadi yang memiliki ikhtiar manusiawi untuk menjadi pribadi mulya dengan keterbatasan kemampuan untuk mengembangkan diri.
Terkadang dari orang-orang biasa banyak kisah indah dan pembelajaran terbaik untuk hidup lebih berarti. Seperti perkataan Ni Sus "Kalau soal makanan ia lupa membayar maka saya relakan, karena itu membantu mahasiswa menuntut ilmu, namun jika ia mencuri maka dosa ia akan menanggung sendiri".
Begitulah hidup Sonang dan Sugeng bertali temali seiring pergantian rektor, datang dan perginya mahasiswa mereka tetap mengabdikan diri atas kemampuan dan cita-cita sederhana, menjadi pribadi mandiri dan bisa membatu orang lain.