Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Kuliah Hanya Cuci Muka

2 Desember 2011   04:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:56 174 0
Dinamika perkuliahan memiliki banyak cerita yang bersilewaran antara mahasiswa dengan mahasiswa, antara dosen dengan mahasiswa dan juga dosen dengan dosen. Interaksi cerita berasal dari  dinamika yang saling berinteraksi sinergi, saling mempengaruhi.

Menjadi mahasiswa adalah anugrah dan amanah. Tidak setiap orang bisa dan mampu untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi disebabkan oleh berbagai faktor ekonomi, sosial dan pendidikan. Bagi yang pernah merasakan bangku kuliah, momentum menjadi mahasiswa memiliki banyak cerita dan kisah. Ada yang menarik untuk di kupas seperti kejadian kumpul kebo mahasiswa. Menginsipirasi bagi beberapa orang yang berjuang untuk dapat kuliah dengan segala keterbatasan. Dan tidak sedikit yang berakhir dengan kesedihan yang tidak mampu menyelesaikan perkuliahan karena kelalain diri.

Perkuliahan memiliki karakteritik sangat berbeda dengan masa sekolah. Pada masa perkuliahan mahasiswa dihadapkan dalam beberpa hal mendasar dalam kehidupan pribadi.

Pertama, keputusan untuk memilih. Sering menjadi momok bagi yang tidak terbiasa mengambil keputusan untuk diri sendiri. Dalam realitas kehidupan sebelum jika seseorang tidak dibiasakan untuk mengambil keputusan sendiri maka ia akan mengikuti saran orang lain.

Kedua. kurang informasi. Hal ini sebabkan oleh minimnya sharing pengetahuan dari beberapa alumni dari sekolah yang besangkutan.

Ketiga, Kekebesan yang tidak terkendali. Kebebasan ini di dapat dari proses perubahan dalam diri. Ketika masih dalam bangku sekolah semua memiliki aturan-aturan yang melekat. sedangkan dalam perkuliahan dan telah berada di rantau orang maka ia memiliki sebuah pemikiran bahwa kebebsan telah didapat.

Keempat, Keengganan bertanggungjawab. Hal ini terjadi ketika kuliah bukanlah sebuah kesadaran diri. Kuliah menjadi sebuah pelarian sementara akan beban hidup. Bentuk keengganan ini adalah kuliah sekedar tempat untuk behura-hura, nongkrong dan seabrek aktivitas yang tidak memiliki nilai tambah. Ibarat pepatah minangkabau, tetap mentimun namun mentimun bungkuk. Masuk karung namun tidak dihitung.

Sistem perkuliahan yang menerapkan Sistem Krediti Semester yang dipandu oleh dosen pengampu dan juga oleh beberapa asisten. Dosen dan asisten mempunyai tanggungjawab dalam menyampaikan pembelajaran dengan menggunakan berbagai model dan sistem. Dalam perkuliahan sering menggunakan pendekatan penelitian perpustakaan, penelitian lapangan, dan sering menggunakan tatapan tatap muka dengan model ceramah dan presentasi.

Sering menjadi problem dalam perkuliahan tatap muka adalah ketidak sampaian materi pembelajaran. Beberapa mata kuliah disampaikan hanya pada tataran kulit luar, tidak menyentuh esensi yang mampu merubah sikap dan cara pikir. Pendekatan tatap muka dalam perkuliahan memiliki beberapa kendala, pertama adalah kesiapan mahasiswa dalam menerima perkuliahan. kedua adalah kemampuan dosen dalam menyampaikan materi perkuliahan. ketiga adalah kemampuan akademik, skill dosen dalam mata kuliah yang menjadi tanggungjawab.

Istilah kuliah hanya cuci muka adalah gambaran fenomena, ketika perkuliahan menjadi sebuah seromonial pertemuan tatap muka antara dosen dan mahasiswa dalam beberapa pertemuan. Pertemuan ini hanya berisi ceramah miskin dialog. Mahasiswa masuk kuliah sekedar hadir dan absen, dan sering titip absen.

Sebuah mata kuliah akan diselesaikan dalam 16 kali pertemuan setiap minggu. Pada posisi realitas ideal pertemuan 16 kali pertemuan akan memberikan pemahaman tentang konsepsi, model dan sistematika sebuah mata kuliah. Contoh. Manajemen Pemasaran. Dalam Satuan Acara Perkuliahan (SAP) dan Silabus seorang dosen akan memberikan panduan perkuliahan yang akan dilalui satu semester kedepan. Kemudian di dukung oleh beberapa referensi pendukung untuk mata kuliah Manajemen Pemasaran. Selain referensi pendukung terdapat beberapa tugas yang terdiri dari penulisan penelitian literatur, penelitian lapangan dan sekaligus pengalaman langsung atau praktikal materi kuliah.

Namun, dalam beberapa hal posisi realitas ideal dalam perkuliahan tidak terjadi. Terkadang pertemuan demi pertemuan hanya menjadi sebuah ceramah yang kering dialog. Pembahasan demi pembahasan tidak menyentuh sisi aplikasi sebuah mata kuliah. Kembali dalam contoh mata kuliah manajemen pemasaran, maka mahasiswa akan berkutat tentang teori pemasaran yang dijelaskan oleh buku. Namun miskin dalam pembelaran langsung dalam memasarkan sesuatu.

Sisi lain adalah kenapa kuliah seperti cuci muka, tidak lepas dari kemauan dan kemampuan mahasiswa dalam membaca, berdiskusi dan menulis. Hal ini menjadi momok ketika terjadi tugas membuat makalah untuk sebuah sub pembahasan tertentu. Beberapa pendekatan oleh dosen pengampu mata kuliah memberikan nilai tambah untuk mendapatkan hasil terbaik bagi mahasiswa dengan nilai A atau B.

Beberapa pendekatan untuk tidak terjadi kuliah hanya sekedar cuci muka.


  1. Pengkondisian pada awal perkuliahan, tentang beberapa syarat utama untuk dapat mengikuti perkulihan. Hal ini bersangkut dengan model kuliah, sistem kuliah.
  2. Memberikan contoh aktual yang berhubungan dengan mata kuliah. Hal ini bermanfaat untuk menguatkan bahwa sesuatu yang dipelajari bukan sebuah kesiasiaan.
  3. Mewajibkan mahasiswa untuk menulis dengan beberapa pendekatan. Menulis makalah penelitian perpustakaan, penelitian lapangan dan wawancara dan terakhir bedah kasus.
  4. Menciptakan iklim dialog dan sharing dari praktikum mata kuliah.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun