Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat Pilihan

Calon Presiden dan Wakil Mari Belajar ke Serumpun Padi

25 Mei 2014   20:50 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:07 53 1
Sepenat-penat melakoni kehidupan dengan berbagai permasalahan yang menerpa hati. Seorang petani akan memberikan senyum bahagia bila melihat hamparan sawah yang menghijau tertepa sinar cahaya matahari. Bentangan rumpun padi yang berbaris rapi dan teratur menjadikan sejuk di mata dan syukur didalam hati.

Hijaunya daun padi tidak terlepas dari do'a seorang petani dan keluarga yang tetap setia menemani. Mengorbankan waktu dan tenaga mengolah hamparan bumi yang dikaruniakan Ilahi. Membajak, mengolah untuk siap ditanami. Mengatur air dan menentukan hari yang baik untuk bertanam bersama buruh tani. Padi yang kecil perlahan tumbuh dari kecambah dan terus berkembang menjulang tinggi.

Ada proses yang panjang dan pengorbanan dari beberapa benih padi untuk bisa tumbuh dan berkembang dengan do'a langit dan bumi. Mulai dari proses perendaman dalam air yang menghidupi. Kemudian ditabur dipersemaian dengan bedesak-desakan satu sama lain tanpa sakit hati. Tumbuh secara bersama membentuk harmoni. Pada waktunya petani akan memindahkan ketempat yang lebih lapang untuk dapat memaksimalkan potensi yang masih tersimpan dalam sebatang padi.

Pengorbanan yang mendatangkan kebahagiaan

Pengorbanan dari benih padi yang tidak ikut merasakan bagaimana enaknya bisa disantap oleh para penguasa negri ini. Mengorbankan kesempatan untuk mampu menopang perut yang lapar. Mengorbankan diri untuk tidak menjadi bagian mendatangkan keuntungan bagi para pedagang. Terpilih kembali untuk melanjutkan regenerasi padi.

Pengorbanan ini dilanjut dengan mesti dipindahkan ke tempat yang lebih lapang. Mesti meninggalkan riuh rendah tumbuh bersama dengan sahabat. Terpisah dari teman-teman yang saling menguatkan kala baru tumbuh menjemput matahari pagi. Akar-akar yang baru tumbuh terputus dan menyisakan sakit. Sebab padi baru bergerak untuk tumbuh memberikan yang terbaik bagi petani.

Bila hama wereng datang silih berganti. Petani dengan senang hati akan menyemprot dengan pertisida alami atau buatan pabrik luar negri. Menyakitkan memang bagi padi, namun mampu membuat gigi seri petani keluar dibalik senyum bila hijau daun bersemi. Karena hama dengan senang hati pergi.

Bila padi telah berbuah dan masa dipanen oleh petani. Suka cita dan tawa riuh menghampiri petani. Sebab bisa menutup hutang yang lebih dulu digali. Karena padi kami tidak mendapatkan subsidi. Mendapatkan kebijakan jual harga yang tinggi. Sebab padi para petani lebih nikmat dinikmati oleh tengkulak yang tidak memiliki hati.

Kebaikan buah padi mengguning sempurna kala diterpa sinar mentari. Tersembunyi dibalik dedaun yang tetap tinggi. Karena burung-burung pun ingin mendapatkan bagian rezki. Namun petani tetap setia menemani padi dari rakusnya burung-burung yang senang bertingkah seperti perilaku korupsi.

Serumpun padi tumbuh dari berbagai benih padi.

Padi tak akan mampu tumbuh tanpa ada teman dekat sekali. Tumbuh beriringan dan bergerak diterpa angin pagi. Mendapatkan cahaya mentari. Mengakar dalam tanah yang terus memberikan berpijak yang asri. Mengolah nutrisi tanpa mesti di korupsi. Karena serumpun padi masih bisa berbagi.

Tumbuh sendiri adalah kecelakaan diri. Karena petani telah lama menanti. Karena air irigasi yang tidak lagi menggenangi. Air sungai dan kali telah lama tercemar oleh kesombongan yang terus meninggi. Demi mengejar yang bernama gengsi.

Padi tumbuh bersama dari hari kehari. Mengeluarkan warna hijau alami. Menyejukkan mata petani dan pendatang yang sering melahirkan wajah berseri. Rumpun yang tumbuh tanpa mesti merusak teman yang juga tetangga baik hati. Tidak saling menyikut apalagi saling memerangi. Bila angin datang dari timur kami bergoyang seirama dengan tak bediri. Bila angin berhembus dari barat kami bergerak tanpa pernah kehilangan hati dan prinsip diri untuk tetap bediri.

Kala godaan untuk rebah oleh angin puting beliaung yang menguji. Serumpun padi akan melahirkan generasi. Generasi pelanjut yang siap berdiri untuk mengganti. Karena masih ada akar yang terus menancap kedalam bumi secara rapi

Selalu memberi arti dan hikmah berseri.

Serumpun padi selalu menjadi perhatian yang masih memiliki hati. Mendatangkan gelar akademik bergengsi. Menciptakan lapangan pekerjaan baru yang penuh dengan uang sepeti. Jaringan persahabatan yang selalu tidak enggan berbagi. Karena tumbuh dari tempat dan prinsip masing-masing tanpa mesti menyakiti.

Bila ada yang datang merusak serumpun padi tidak pernah dengki. Karena karunia Ilahi lebih memiliki arti. Hijau daun menjadikan mata sejuk bagi hati yang berkarat besi. Kuning buah padi mendatangkan rezki dari petani hingga penjual nasi.

Namun, kami cemburu bila datang beras dari tetangga yang lebih bergengsi. Lewat kebijakan presiden yang memiliki taji. Mampu menjadikan petani mati dalam hidup dalam ekonomi. Wahai para calon pelayan negri. Datanglah kesawah petani dan bergurulah kepada padi yang terus berdiri dan terus berbagi.

Dan serumpun padi selalu senang hati untuk dipuji atau pun dicaci maki. Karena itulah perilaku para petinggi dan penyanjung kekuasaan tak berhati. Hanya bisa tebar hama yang merusak daun hijau rumpun padi. Menghancurkan tanah kami yang telah banyak memberi.

Karena dari serumpun padi berbuah dan menjadi nasi bagi anak negri, tetap memberikan kekenyangan dan energi. Dan jangan lupa bahwa serumpun padi selalu datang dengan penuh arti dan memberikan wajah cerah berseri bagi para petani.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun