Mohon tunggu...
KOMENTAR
Horor

Rumah Hening

22 Oktober 2024   13:10 Diperbarui: 22 Oktober 2024   17:33 71 0
Di sebuah desa terpencil bernama Kampung Selaksa, terhampar misteri yang hanya berani dibicarakan dalam bisikan-bisikan lirih, seolah ketakutan mereka akan mengundang sesuatu yang tak kasat mata. Desa itu, meski tampak damai dengan kabut tipis yang menyelimuti perbukitan dan pepohonan tua yang rimbun, menyimpan rahasia kelam di balik ketenangannya. Penduduknya hidup dalam bayang-bayang kepercayaan kuno, tentang sesuatu yang tak berani mereka tantang atau coba singkap.Di batas desa, jauh di tengah hutan lebat yang tidak pernah dikunjungi oleh siapapun yang waras, berdiri sebuah rumah tua yang hampir tertelan oleh semak belukar dan akar-akar besar yang menggeliat di tanah. Rumah itu tidak pernah ditinggali, namun pintu dan jendelanya selalu tertutup rapat, seolah menunggu sesuatu---atau seseorang---untuk datang. Orang-orang desa menyebutnya "Rumah Hening", tempat di mana suara angin pun enggan singgah, karena di sana keheningan membawa teror yang mematikan.

Rumah Hening dipercaya menjadi pusat dari pesugihan, ritual gaib yang menjanjikan kekayaan melimpah bagi mereka yang berani menghadapinya. Tapi kekayaan itu bukanlah hadiah, melainkan kutukan. Para tetua desa sering memperingatkan, "Apa yang kau dapat dari sana, tidak pernah gratis. Ada harga yang lebih besar dari emas dan perak, lebih berat dari beban apa pun yang bisa kau bayangkan."

Bulan purnama selalu membawa kegelisahan bagi warga Kampung Selaksa. Saat malam tiba dan sinarnya menerangi celah-celah hutan, mereka yang putus asa sering terdorong untuk mendatangi Rumah Hening, berharap kekayaan instan. Desakan kehidupan dan kemiskinan yang mencekik sering kali mengalahkan rasa takut mereka. Namun, satu per satu mereka yang masuk ke dalam rumah itu, tidak pernah kembali sama. Sebagian tidak pernah kembali sama sekali.

Desa itu dipenuhi cerita tentang orang-orang yang mendadak kaya setelah kunjungan mereka ke Rumah Hening. Ladang mereka melimpah, perniagaan mereka berkembang, namun kebahagiaan tak pernah menyertai mereka. Tatapan kosong dan tubuh yang mulai lemah menjadi tanda pertama. Lalu, suara-suara aneh terdengar dari balik dinding rumah mereka setiap malam---suara-suara yang hanya bisa mereka dengar. Dan pada akhirnya, mereka akan menghilang. Tidak pernah ditemukan, hanya menyisakan desas-desus yang semakin mencekam.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun