Maret 1990 Bambang Taruno mulai bekerja di sebuah perusahaan. Ketika itu Dia sedang mewancarai seorang karyawati baru. Orangnya pendiam, keibuan dan anggun. Bambang pun langsung berpikir bahwa wanita tersebut adalah jodohnya. Selanjutnya simak cerita Bambang dibawah ini dengan seksama, karena patut untuk dicontoh.
"Siang hari, sewaktu bertemu dengannya untuk ketiga kalinya, saya memberanikan diri untuk menegurnya…dan melamarnya!!! Terang saja, ia kaget dan tidak menjawab! Wong, baru kenal! Ngomong-ngomong, kenapa saya bertindak secepat itu? Sebenarnya, sebelumnya saya sudah mengamati dia di musola kantor. Saya amat-amati, kok dia berdoa lamaaa banget. Bahkan berdoanya sampai menangis. Menurut saya, inilah calon istri salehah.”
“Tidak tunggu lama-lama, malamnya saya langusng menemui ibunya, melamar. Ternyata, dia sudah memiliki teman dekat, seorang pria mapan. Saya Cuma bilang “Coba kamu Tanya dia, kapan dia mau menikahi kamu. Aku beri waktu 3 hari. Kalau dia bisa menjawab dengan meyakinkan, berarti dia memang jodohmu. Tapi kalau tidak, berarti akulah jodohmu-pendamping hidupmu yang dikirim Allah.”
"Rupa-rupanya, si pria itu tidak berani memberikan jawaban. Ringkas cerita, sekitar 2 minggu kemudian kami pun melangsungkan pernikahan. Saat itu, usia saya 24 tahun dan istri saya 22 tahun. Dengan begitu, kami pacarannya, yah setelah menikah.Jangan salah, itu malah lebih nikmat. Alhamdulillah, sekarang kami sudah dikarunia 4 orang anak.” (Ippho Santosa, 7 Keajaiban Rezeki)