Saat meliput pun kebanggaan itu menjadi-jadi, sebab banyak selebriti yang 'kepengen' banget disorot sama teman-teman kameramen.
Saking 'kepengen', tak sedikit artis-artis itu rela membayar ongkos lelah kru infotainment, biar hasil liputan si artis benar-benar dinaikan di TV penayang.
Fenomena itu berlangsung di kisaran tahun 2000 sampai mendekati 2017. Karena setelah masa itu, satu per satu program infotainment rontok, gugur, layu, mati suri, hidup segan mati tak mau dan ambigu.
Saya sendiri, juga sebagian kawan kena imbasnya, dirumahkan!
Bahkan pabrik infotainment raksasa yang bermarkas di Kawasan Meruya, Jakarta Barat, sudah tak banyak lagi memproduksi program ini. Saat ini yang tersisa hanya program Halo Selebriti di SCTV dan KISS di Indosiar (stasiun TV satu induk). Itu juga jam tayangnya sudah tak tiap hari lagi, karena ada pemangkasan dari Bos TV.
Pabrik infotainment raksasa lain pun menghadapi persoalan yang sama. Termasuk untuk pabrik infotainment yang juga memproduksi !nsert Pagi Trans TV serta produk infotainment lainnya, ikut terpapar seperti terkena pandemi Covid-19.
Regulasi serta harga jual infotainment dari pabrik-pabrik tersebut oleh TV penayang, boleh jadi penyebab rontoknya program ini. Konon karena harga terlalu tinggi, TV tak mampu lagi membeli paketan infotainment dari sejumlah PH.
Sekarang ini TV memaksimalkan SDM serta peralatan siaran mereka untuk membuat infotainment sendiri.
Fenomena baru yakni, tergerusnya infotainment oleh tayangan-tayangan yang dicomot dari konten video. Konten video Youtube paling banyak di samping ada lagi platform lain seperti TikTok.
Bahkan saat ini TV mulai menggeser Infotainment dengan tayangan yang diambil dari chanel-chanel Youtube selebriti. Karena selebriti saat ini sudah banyak yang membuat channel Youtube sendiri. Menariknya, chanel para artis itu banyak dikunjungi viewer sehingga mereka mendapat uang dari situ.
Fakta lain yang menggeser program infotainment yaitu, bahwa para selebriti saat ini lebih nyaman memberikan penjelasan lewat akun media sosial mereka masing-masing ketimbang harus ke TV.
Soal pernikahan, kelahiran, berita duka cita, perselisihan, konflik selebriti, kini lebih banyak diungkap lewat medsos.
Fenomena itu akhirnya menumbuhkan akun-akun medsos gosip yang bertebaran dimana-mana. Dan akun gosip Lambe Turah boleh jadi pioneer untuk fenomena ini.
Kemudian, peran para konten kreator untuk kanal hiburan juga bisa jadi memunculkan fenomena baru lagi.
Usai infotainment 'sepi', sisa-sisa infotainment dari beberapa PH yang masih bertahan, juga banyak mencomot konten para pesohor dari tangan konten kreator.
Konten kreator itu seperti berafiliasi dengan medsos para artis. Mereka bisa saja mengulik dari setiap sudut unggahan dan postingan para seleb, sampai menjadi satu konten yang kemudian 'diekori' oleh para script writer infotainment.
Dulu infotainment boleh moncer, tapi sekarang jadi encer.
Dulu namanya infotainment tapi sekarang 'Impoten'ment.
Namun dunia hiburan takkan pernah mati selama para pelakunya masih begitu-begitu terus.
Tinggal bagaimana emak-emak, sambil masak di dapur, apakah mereka lebih nyaman nonton di TV atau di HP.