Bahkan menurut Menkominfo Johnny G Plate, sebagaimana disampaikan di Media Center KTT G20, di Bali, Rabu 16 November 2022, masih ada sekitar dua miliar dari total 8 miliar penduduk dunia yang belum mendapatkan akses internet, termasuk Indonesia.
Ini jumlah yang tak sedikit. Maka tidak berlebihan jika para pemimpin negara-negara anggota G20 memberikan perhatian khusus terkait masalah ini. Hal itu dibuktikan dengan adanya G20 Bali Leaders Declaration, yang dihasilkan dalam KTT Presidensi G20 Indonesia.
Deklarasi tersebut mengakomodir isu-isu prioritas transformasi digital yang telah dibahas dalam rangkaian pertemuan Digital Economy Working Group (DEWG), yakni terkait konektivitas, literasi dan keterampilan digital, serta aman dan sehatnya ruang digital.
Ya, bagi para pemimpin negara-negara anggota G20, semua negara harus menjamin kesetaraan akses digital, menekankan mengenai arti penting literasi digital, serta mewujudkan lingkungan digital yang aman untuk membangun kepercayaan sektor digital.
Terkait isu konektivitas misalnya, para pemimpin negara-negara anggota G20 sepakat agar ditindaklanjuti dengan pengembangan dan pembangunan infrastruktur digital yang lebih luas ke seluruh penjuru dunia.
Khusus Indonesia, apa yang dilakukan pemerintah saat ini yakni membangun infrastruktur dan jaringan TIK secara meluas sampai di wilayah terdepan, terluar dan tertinggal (3T), tentu menjadi keharusan. Apalagi Indonesia ini negara kepulauan dengan topografi yang sulit.
Selanjutnya isu literasi dan keterampilan digital, juga tak kalah pentingnya di mata para pemimpin negara-negara anggota G20. Ini penting, karena menyangkut inklusifitas dan empowering.
Terakhir isu data, dipandang penting dimanfaatkan dalam rangka kemajuan perekonomian dan perdagangan dunia.
Isi Deklarasi
Seperti diketahui, ada sebanyak 52 poin kesepakatan yang termuat dalam dokumen deklarasi berjudul G20 Bali Leaders Declaration. Beberapa poin di antaranya secara khusus menyepakati upaya bersama mengakselerasi transformasi ekosistem digital dan ekonomi digital (Poin ke-24 sampai dengan ke-26).
Forum G20 menganggap teknologi digital menjadi kunci untuk bangkit dari dampak pandemi hingga menjaga keberlanjutan pengembangan kapasitas manusia di segala sektor.
'Sangat penting untuk memastikan bahwa tidak ada yang tertinggal dalam upaya kita untuk mengubah masyarakat kita secara digital, dengan melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk pemuda, perempuan, sektor bisnis, lembaga audit, parlemen, ilmuwan, dan buruh,' kata para pemimpin negara-negara anggota G20, dalam deklarasi tertulis itu.
Poin ke-27 deklarasi, juga masih dalam cakupan digital. Namun, arahnya terhadap dukungan para pemimpin negara untuk mengimplementasikan G20 Roadmap for Enhancing Cross-Border Payments sebagai upaya untuk mendorong pengembangan sistem pembayaran lintas batas.
Poin ke-28 deklarasi, juga terkait digitalisasi sistem keuangan yang lebih condong pada inklusi keuangan.
Meski ini 'hanya' kesepakatan para petinggi negara-negara anggota G20, tentu kita berharap pada saatnya seluruh masyarakat dunia, termasuk di Indonesia, bisa dengan mudah menikmati akses internet.
Dengan demikian, masyarakat tidak saja mendapatkan kemudahan dalam mengakses informasi, tetapi juga bisa lebih leluasa menjajal perekonomian digital. Bukankah dunia sudah memasuki peradaban digital?
DTE Ajang Pamer Transformasi Digital Indonesia
Pemerintah Indonesia sendiri selama beberapa tahun terakhir sesungguhnya terus berjuang keras melakukan transformasi dan adopsi digital. Capaiannya, sebagaimana dipamerkan pada Digital Transformation Expo (DTE), yang merupakan pameran digital pertama kali dalam sejarah forum G20.
Selain ajang memamerkan transformasi digital Indonesia, pameran teknologi digital berkelas dunia itu juga menjadi penanda kolaborasi transformasi digital dalam harmoni bagi negara-negara anggota G20.
Ya, DTE memang tidak hanya memberikan kesempatan bagi negara-negara untuk bertukar pengetahuan. Sebab lewat pameran ini, sajian teknologi imersif akan membuat semua pihak lebih yakin dengan upaya digitalisasi negara-negara anggota G20.
Pameran tersebut juga sekaligus menjawab keraguan dunia betapa sesungguhnya pemerintah Indonesia memiliki komitmen yang kuat dalam membangun kemakmuran di era digital.
Seperti kata Menkominfo Johnny G Plate, DTE yang diprakarsai Presidensi G20 Indonesia merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk berbagi cerita kepada dunia tentang berbagai potensi bangsa dan percepatan kemajuan digital di berbagai sektor.
DTE menjadi magnet bagi pemimpin dunia, investor, dan pemain digital kelas dunia untuk masuk dalam pasar Indonesia yang sangat besar.
DTE juga adalah kesempatan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia tidak hanya siap untuk pemulihan yang tangguh pasca - pandemi Covid-19, namun juga sangat siap menatap kemakmuran dalam peradaban digital.