Angin utara memagut pandir cinta.
Berpilin, memeluk segenap raga.
Memberi kabar tentang jembatan realisasi angan jiwa.
Melontarkan semburat mimpi pada pandangan terjaga.
Senyawa rembulan saat kutemukan.
Wajahmu di kelokan ujung jalan.
Merekah walau layu tersaput remang.
Tetap itu jadi pemandangan paling terang.
Merengkuh tubuh lemas terkulai.
Melecut leha yang melenakan.
Kini membenak penuhi ubunku.
Menikam hati nyaris habis.
Melagu riang tanpa teman sepermainan.
Â
Senyawa embus angin pantai.
Beri napas-napas kesejukan.
Aahhh ... dikau kujumpai lusa yang lalu.
Aahhh ... dikau gadis berlesung manis.
Lalu, kupaparkan curah rasa pada langit malam.
Ada cinta, kini aku berteman.
Walau sepi; tetap nikmat jua kurasakan.