Teng-teng! Sudah pukul 6 pagi. Lonceng gereja di Sawahlunto berdentang keras, membangunkan bapak-bapak yang masih terlelap dengan sarungnya, mengingatkan ibu-ibu untuk segera ke pasar, juga anak-anak sekolah untuk cepat-cepat meringkasi tas mereka. Selayaknya hari-hari biasa di kota yang dahulunya pernah jaya akibat tambang, Sawahlunto menggeliat pelan-pelan setelah dikejutkan perubahan zaman yang mendadak.
KEMBALI KE ARTIKEL