Kereta itu hanya singgah sebentar, dikepung selongsong peluru yang siap menghadang.
Lajulah terus menembus pekat, tiarap sejenak dari Dewi malam yang jinak.
Keriaan itu hanya jebakan  yang mengintai  di balik waktu.
Jangan kau cari aku Bung di perbatasan. Aku kan  hadir saat esok menjelang.