Bayangkan sebuah pertandingan tinju antara dua pendekar energi: Filipina dan Indonesia. Keduanya sedang berjuang menyediakan listrik untuk ratusan juta warganya, tapi dengan strategi yang sangat berbeda. Filipina memilih jalur liberalisasi, sementara Indonesia tetap setia dengan monopoli PLN meski sebenarnya tidak sepenuhnya monopoli. Tapi bagaimana jika keduanya bersinergi dalam payung kerja sama energi ASEAN? Dan bagaimana potensi energi terbarukan mereka serta keberadaan Wilayah Usaha Tenaga Listrik (Wilus) dan Independent Power Producers (IPP) di Indonesia memainkan peran besar dalam visi ini?
KEMBALI KE ARTIKEL