Peralihan pemerintahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Presiden Prabowo Subianto membawa tantangan dan harapan tersendiri bagi Indonesia. Salah satu pertanyaan yang menjadi perhatian publik adalah sejauh mana kabinet Prabowo akan melanjutkan kebijakan pemerintahan Jokowi, atau justru membawa perubahan signifikan. Meski Prabowo dalam kampanye selalu mengedepankan keberlanjutan dan sebagian besar menteri dari era Jokowi tetap berada di kabinet baru, namun ada indikasi kuat bahwa Prabowo ingin menegaskan perubahan, baik dari segi pendekatan maupun prioritas kebijakan. Langkah pembuka permainan bidak catur politik dalam pekan ini sudah mulai tampak Prabowo memainkan langkah pembuka yang jitu.
Kabinet Prabowo menampilkan beberapa kesamaan dengan pemerintahan Jokowi, terutama dalam hal komposisi menteri. Banyak tokoh penting dari kabinet sebelumnya tetap menjabat, seperti Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan, Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, serta beberapa lainnya yang melanjutkan posisi mereka di pemerintahan Prabowo. Hal ini menunjukkan adanya kesinambungan dalam beberapa aspek kebijakan, khususnya di sektor ekonomi, yang kemungkinan akan mempertahankan stabilitas dan kelanjutan program-program pembangunan infrastruktur yang sudah direncanakan sebelumnya. Kesamaan menteri ini bisa saja mencerminkan persamaan kebijakan tetapi bisa juga terdapat perubahan ketika pemimpinnya berbeda. Kesamaan menteri ini juga masih menjadi misteri apakah ini deal politik sebagai balas budi politik Jokowi mendukung Prabowo.
Tanda-tanda Perubahan di Era Prabowo
Namun tampaknya Prabowo sudah memainkan bidak politik pembuka yang jelas. Dalam pekan ini strategi perubahan semakin terasa. Â Bila benar banyak menteri Indonesia maju masih bercokol di kabinet merah putih karena deal politik dengan Jokowi, maka Prabowo tengah memainkan bidak catur politik yang cangih. Meskipun ada kesinambungan dalam beberapa hal, Prabowo jelas tampak menegaskan perubahan strategi politik perubahan dalam gaya dan prioritas pemerintahannya. Salah satu langkah awal yang menarik perhatian adalah pelatihan menteri dengan pendekatan militer. Hal ini tidak hanya mencerminkan gaya kepemimpinan yang lebih tegas, tetapi juga menekankan disiplin dan keseriusan dalam mengelola pemerintahan. Selain itu, Prabowo juga mengambil langkah untuk mengurangi anggaran proyek besar seperti Ibu Kota Negara (IKN) dan proyek kereta cepat, yang dianggap kurang mendesak dan menguras anggaran negara.
Prabowo juga menegaskan komitmennya untuk tidak melakukan pencitraan politik, melarang proyek mercu suar seperti IKN! Dan keretas cepat, yang banyak dilakukan Jokowi . Prabowo tampak terlihat langkah pembukannya fokus pada program-program yang lebih realistis dan efisien bagi kepentingan rakyat. Kebijakan ini mencakup pelarangan proyek yang dianggap tidak memiliki manfaat langsung bagi masyarakat luas, seperti pembangunan mercusuar yang tidak memadai, yang sebelumnya sempat menjadi perhatian publik karena dianggap membebani APBN.
Dampak Kebijakan: Keberlanjutan atau Perubahan?
Jika kebijakan Prabowo sebagian besar mengikuti jejak Jokowi, dampaknya terhadap masyarakat kemungkinan besar tidak akan jauh berbeda dimana ekonomi stagnan, daya beli buruk dan utang semakin melejit. Kesinambungan dalam bidang ekonomi dan infrastruktur bisa memberikan stabilitas yang diharapkan. Namun, bila Prabowo berhasil menjalankan kebijakan dengan pendekatan yang berbeda, seperti pengurangan proyek besar yang dianggap kurang prioritas, dampaknya mungkin akan lebih signifikan dalam hal pengelolaan anggaran dan efektivitas program maka akan terjadi kebijakan perubahan drastis. Bila ini terjadi Prabowo akan melenceng dari janji-janji kampanyenya.
Perubahan yang terjadi sejak awal pemerintahan Prabowo menunjukkan bahwa, meskipun ada kesinambungan, fokus baru pada efisiensi dan disiplin dalam pemerintahan dapat mengarahkan Indonesia ke arah yang lebih produktif. Hal ini mengindikasikan bahwa pemerintahan Prabowo bukan sekadar keberlanjutan dari era Jokowi, tetapi berpotensi membawa perubahan nyata dalam pengelolaan kebijakan negara. Apalagi isu fufufafa dan isu kudeta yang terus santer mengemuka maka wajar Prabowo dengan cerdik dalam permainan bidak catur poliik ini melakukan pertahanan sekaligus penyerangan. Penyerangan adalah perthanan terbaik.
Kabinet Prabowo mengandung elemen kesinambungan dari pemerintahan sebelumnya, tetapi juga menampilkan langkah-langkah awal yang mencerminkan perbedaan signifikan dalam pendekatan kebijakan. Meskipun sebagian besar menteri Jokowi tetap berada di kabinet, perubahan dalam prioritas anggaran dan metode pelatihan menunjukkan bahwa Prabowo ingin menegaskan gayanya sendiri dalam mengelola pemerintahan. Hasil dari kebijakan ini akan bergantung pada sejauh mana Prabowo mampu mengimplementasikan perubahan tanpa mengorbankan stabilitas yang sudah dibangun sebelumnya.