BPOM: Penelitian Obat Covid19 Tidak Valid. Ilmiah Diabaikan Kontroversialpun Terus Terjadi
21 Agustus 2020 05:46Diperbarui: 21 Agustus 2020 06:241964
Para pakar kesehatan banyak menemukan kejanggalan dan ketidakterbukaan dalam klaim penemuan obat baru Covid19 terbukti. Kehebohan temuan kombinasi obat baru covid-19 yang sudah terburu buru diumumkan pada kalangan luas oleh  pemerintah khususnya BIN, TNI AD dan Unair yang menjadi polemik para pakar kesehatan ternyata berakhir anti klimaks. BPOM akhirnya mengkorfimasi bahwa temuan riset obat kombinasi Covid19 tidak valid. BPOM menemukan sejumlah kesalahan mendasar dalam uji klinis kombinasi obat yang tidak representantif, dan menyalahi protokol pengobatan yang sudah ditetapkan terhadap orang tanpa gejala menjadi masalah utama yang disorot BPOM. Selain itu, hasil yang didapat dari intervensi obat pada pasien juga belum signifikan dibandingkan dengan terapi standar yang kini telah digunakan di rumah sakit saat merawat pasien positif covid-19. Konfirmasi BPOM itu menunjukkan bahwa untuk kesekian kalinya kontroversial dalam penelitian pencegahan dan pengobatan Covid19 di Indonesia kembali terjadi. Seharusnya pemerintah harus belajar banyak  dari kasus kontroversial sebelumnya yang sangat menghebohkan. Seperti klaim temuan kalung anti virus, pembelian 5 juta avigan kloroquin dan klaim temuan obat hebal Covid19 oleh "Profesor" HP yang tidak berdasarkan kaidah ilmiah berbasis bukti. Mengapa hal ini terus terjadi untuk kesekian kalinya ?
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.