Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

SBY Perfeksionis, Peragu atau Sangat Cermat ?

10 Maret 2011   01:03 Diperbarui: 4 April 2017   16:57 744 1
Selama ini karakter kepribadian SBY yang terlanjur ditasbihkan masyarakat adalah peragu, lamban, sangat cermat dan banyak pertimbangan. Sebagai seorang pemimpin terkadang hal yang sangat terukur dan kecermatan tinggi sangat dibutuhkan untuk mencegah dampak buruk setiap ide, gagasan dan pekerjaan yang besar dan berskala luas. Karena setiap ide besar selalu disertai resiko dan dampak kegagalan yang besar bagi rakyatnya. Namun justru hal ini dianggap suatu kelemahan oleh yang dapat dijadikan senjata oleh lawan politiknya. Sikap kehati-hatian dan penuh perhitungan itu apakah hal positif atau halk negatif tergantung dari sisi mana seseorang memandangnya. Dari berbagai tampilan itu apakah SBY seorang perfeksionis, peragu atau sangat cermat dan hati-hati ?

Perfeksionisme adalah keyakinan bahwa seseorang harus menjadi sempurna, mencapai kondisi terbaik pada aspek fisik ataupun non-materi. Perfeksionis adalah orang yang memiliki pandangan perfeksionisme.

Dalam bentuk ekstrim atau suatu penyakit, perfeksionisme dapat menyebabkan seseorang memiliki perhatian berlebih terhadap detil suatu hal dan bersifat obsesif-kompulsif , sensitif terhadap kritik, cemas berkepanjangan, keras kepala, berpikir sempit dan suka menunda. Hal-hal yang dapat menghambat keberhasilan dalam hal apapun. Orang yang potensial namun perfeksionis akan terhambat kemampuannya. Hasrat menciptakan produk, ide atau gagasan terbaik adalah hal yang perlu, namun seorang perfeksionis akan menemukan banyak rintangan yang sama sekali tidak perlu.

Masalah bagi orang perfeksionis adalah tindakannya yang cenderung suka menunda-nunda dan akhirnya capek sendiri. Obsesinya akan kesempurnaan menjadi beban pikiran dan meletihkan perasaannya. Orang perfeksionis akan cepat kehabisan energi karena terus cemas tentang bagaimana menyempurnakan ide dan pekerjaannya. Orang seperti ini cenderung berpikir berlebihan, seandainya dulu saya begini atau begitu.

Orang perfeksionis memandang segala sesuatu harus sempurna jadi tidak bisa ada sedikit kekurangan, kejelekan atau kesalahan. Hal negatif orang perfeksionis kadang melihat orang lain dari sisi negatif dan sering tidak sesuai dengan keinginannya. Padahal tidak semua yang ada dipikiran orang perfeksionis juga terpikirkan oleh orang lain. Tidak jarang orang perfeksionis menuntut orang lain jadi lebih baik tanpa sadar dirinya juga harus memperbaiki diri.

Orang perfeksionis cenderung egois, semua hal harus sesuai keinginan atau imajinasinya tanpa mau ngerti kondisi orang lain. Serta sering menuntut orang lain untuk mengikuti apa yang diinginkan. Terlalu detail bahkan hal-hal kecil pun bisa jadi hal besar bagi orang perfeksionis sehingga sulit toleransi ke orang lain.

Sisi positif dari orang perfeksionis adalah lebih teliti dan penuh perhitungan sehingga pekerjaan yang dihasilkan lebih sempurna dibandingkan orang tidak perfeksionis. Orang perfeksionis takut akan kegagalan, sehingga total dalam bekerja sehingga merupakan pekerja keras. Selain itu orang perfeksionis merupakan orang kreatif dan berpikir taktis.

Perfeksionis adalah pribadi yang sangat kritis pada dirinya sendiri. Mereka tidak akan pernah puas dengan apa yang sudah dilakukannya. Perfeksionisme membuat seseorang memiliki keengganan untuk meminta bantuan orang lain ketika menghadapi masalah. Hal ini terkadang membuatnya makin tertekan, sementara masalah tidak kunjung selesai dan bertambah rumit.

Pribadi, seseorang yang perfeksionis  sering menyakitkan orang-orang yang dekat dan membantu dirinya, karena biasanya mereka cendrung pemarah kepada lingkungan terdekat. Namun tidak setiap perfeksionis demikian. Bila seorang perfeksionis adalah seorang bijaksana maka pengendalian dirinya yang tinggi dapat mencegah hal negatif tersebut.

Perfeksionisme adalah kebaikan yang harus dipuji. Tetapi di luar batas tertentu, hal itu bisa menjadi kendala dalam berprestasi.

Kadang seseorang memang harus ingin menjadi sempurna dalam banyak aspek kehidupan. Adalah hal alami menjadi perfeksionis dalam hal – hal yang paling penting, seperti pekerjaan dan karier.

Ternyata penelitian menunjukkan seorang perfeksionis dapat beresiko memperpendek umur. Seseorang mencoba untuk menjadi sempurna akan mengalami stres mental yang jauh lebih tinggi. Peneliti menemukan, partisipan dengan level perfeksionisme tinggi mengalami peningkatan risiko kematian dini sebesar 51 persen.

Peneliti berteori bahwa tingkat stres tinggi yang dialami si perfeksionis akut berkontribusi membuat harapan hidup berkurang. Peneliti juga mencari tahu apakah usaha untuk menjadi sempurna dapat berdampak negatif pada mereka yang mengalami penyakit kronis. Hasilnya justru bertolak belakang. Pasien pengidap diabetes tipe 2 dengan level perfeksionisme tinggi justru memiliki risiko kematian 26 persen lebih rendah daripada mereka yang level perfeksionismenya rendah.

Dampak positif dari perfeksionisme. Perhatian yang tinggi terhadap kesehatan dengan melakukan kecermatan dan kehati-hatian dalam menjalani pola hidup sehat dan teratur dapat mencegah banyak penyakit termasuk penyakit diabetes tersebut. Jika tidak berlebihan, perfeksionisme juga bisa membawa hal positif, seperti atlet yang latihan keras untuk bisa menjadi juara.

SBY perfeksionis ?

Untuk bisa memastikan bahwa SBY adalah seorang perfeeksionis sungguh tidak mudah.Meski banyak lawan politiknya sering menyerang kecermatan dan kehati-hatian SBY sebagai kelambanan. Tetapi kecermatan tinggi belum tentu milik iorang perfeksionuis. Meski belum tentu seorang perfeksionis tetapi beberapa ciri orang perfeksionis sebagain melekat dalam penampilan SBY.

SBY mempunyai dorongan bahwa segala sesuatu harus sempurna. Kebiasaan untuk meraih kesempurnaan dalam setiap langkahnya. Dalam proses kegiatan biasanya harus mengamati dan mengevaluasi hasil kerja anak buahnya secara detail dan sangat cermat. Kesalahan sedikitpun tidak bisa ditoleransi demi kesempurnaan hasil. Hal ini menjadi salah satu faktor pelaksana atau anak buahnya dalam pengimplementasiannya. Hal itu tidak menjadi masalah kalau anak buahnya juga adalah seorang perfeksionis.

Sikap mirip Perfeksionis SBY dalam penampilan dapat dilihat adanya cerita saat dia tidak mau pecinya miring ke kiri atau ke kanan. Jadi harus benar-benar dalam posisi pas lurus di tengah-tengah, untuk itu SBY selalu bertanya pada staf sekelilingnya sebelum tampil mengenakan peci tersebut.

Langkah yang dianggap perfeksionis lainnya adalah kebiasaan SBY selalu latihan berpidato seperempat jam sebelum tampil berpidato. Latihan itu direkam dan dievaluasi dalam team yang ditugaskan. Sedangkan terdapat staf lainnya yang bertugas menghitung lama pidato SBY. SBY sangat memperhatikan lama masa pidato ini karena tahu bahwa audiens kampanye itu hanya akan betah 7 menit saja mendengarkan pidato. Maka setelah 7 menit SBY akan langsung menghentikan orasinya.

Namun menurut Ahmad Mubarok seorang tokoh partai demokrat dalam acara interaktif di televisi bahwa kecermatan dan kehatia-hatian SBY itu banyak dampak positifnya. Saat tahun 2004 meski demokrat punya banyak kursi di parlemen tetapi jumlah menterinya sedikit. Kegusaran anggota partai tersebut ternyata sudah dicermati dan diperhitungkan SBY. S0ebaiknya kita sabar dan mengalah dulu nanti ke depan ada waktunya bagi partai demokrat. Ternyata terbukti, tahun 2009, demokrat dapat menempatkan menterinya lebih banyak lagi.

Tetapi bagi pihak tertentu sifat kecermatan dan kehati-hatian itu dianggap sebagai kelambanan, kurang percaya diri, peragu dan berbagai hal negatif lkainnya. Oleh mereka sifat positif seorang perfeksionis tidak pernah diungkapkan.

Kalau sulit dipastikan, apakah sebuah perfeksionis atau bukan tidak terlalu penting. Lebih penting adalah memaknai sikap positif seorang tokoh untuk dijadikan panutan. Memang bagi kelompok tertentu, mungkin setiap kebijakaan, uapan bahkan gerakan sekecil apapun adalah salah dan tidak benar. Tetapi sebaiknya secara fair harus melihat berbagai keberhasilan sosok SBY sehingga menjadi orang nomer satu republik ini bukan secara kebetulan dan nasib baik. Bila seandainya SBY seorang perfeksionis maka segala hal negatif dapat ditutupi dengan kecerdasan moral dan kecerdasan intelektualnya sehingga dapat mencapai puncak prestasi seorang manusia. Bila dicermati lebih dalam justru sikap kecermatan atau kehati-hatian dan disertai kecerdasan dan kerja keras adalah kunci keberhasilan SBY. Meskipun. Demkian selalu saja kehati-hatian dan kecermatan itu dianggap lawan politiknya sebagai kelambanan seorang SBY.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun