22 Februari 2011 00:14Diperbarui: 28 April 2024 14:007909011
Orang tua si Bagas sempat kawatir ketika mendapat keluhan dari guru kelas. Saat kegiatan di kelas, si anak yang berusia 5 tahun tersebut tidak bisa diam dan tidak bisa konsentrasi, sering mengganggu temannya dan sering tidak menyelesaikan pekerjaan menulis dan mewarnai. Kakaknya pun demikian banyak guru mengatakan dia cerdas tetapi seringkali prestasi di sekolahnya kedodoran terus bahkan terancam tidak naik kelas. Gangguan konsentrasi bervariasi mulai ringan hingga berat. Banyak gejala ringan sering dianggap normal dan diabaikan, meskipun dapat mengakibatkan gangguan prestasi di sekolah dan kualitas hidup di masa depan padahal anak termasuk tergolong cerdas. Kelompok anak yang mengalami keadaan seperti ini sering divonis sebagai anak malas, cuek, keras kepala, suka membantah dan tidak peduli. Keluhan gangguan konsentrasi tersebut akhirnya sempat dikonsultasikan ke seorang profesional. Ternyata, hasilnya anak dinilai dalam keadaan normal, bukan ADHD atau ADD. Dikatakan sang profesional memang se usia anak tersebut sedang dalam periode melakukan ekplorasi. Orang tua jadi bingung, mengapa dikatakan normal ? Sedangkan teman lain di kelas kok bisa diam dan bisa mengerjakan pekerjaan dengan baik. Meskipun anak lain yang berperilaku seperti anaknya juga tidak sedikit. Penyebab kesulitan konsentrasi masih belum terungkap secara jelas, karena banyak faktor yang mungkin dapat mempengaruhi. Gangguan neurologi atau Malfungsi organik otak berperanan sebagai penyebab. Gangguan neurofungsional tersebut adalah gangguan persepsi diantaranya adalah tidak bisa membedakan "figure" dan "latar belakang", tidak mampu mengolah makna apa yang didengar atau dilihat sehingga anak tidak berminat, tidak memahami urutan perintah (minimun 3 perintah). Beberapa peneliti mengungkapkan faktor genetik ikut berpengaruh.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.