Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

Inilah Ketua PSSI yang Super

15 Februari 2011   14:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:34 469 0
Terdapat empat calon (Balon) ketua umum PSSI periode 2011-2015 jelang Kongres PSSI pada 19 Maret 2011 di Pulau Bintan, Kepulauan Riau. Bakal calon untuk Ketum PSSI itu adalah Arifin Panigoro, Nurdin Halid, George Toisutta, dan Nirwan D Bakrie. Dapatkan mereka menjadi salah satu ketua umum PSSI yang didambakan bangsa ini untuk menggapai prestasi yang lebih hebat. Semua bangsa ini hanya membutuhkan seorang ketua Umum PSSI yang super sehingga dapat menjadi juara Asia Tenggara, finalis Asia dan berpartisipasi dalam tingkat dunia.

Tampaknya beban seorang ketua PSSI saat ini sangat berat sehinggaa dibutuhkan manusia Super. Seluruh bangsa ini hanya menuntut seorang ketuanya untuk dapat meraih piala di tingkat Asia Tenggara, Asia bahkan ikut berpartisipasi di tingkat dunia. Masyarakat tidak pernah mengharapkan prestasi lain dari seorang ketua PSSI. Melihat kenyataan itu sebenarnya kinerja keberhasilan ketua umum lebih dinilai dari prestasi Timnas. Meski organisasi berjalan mulus dan baik, tetapi bila prestasi Timnas buruk maka ketua PSSI tetap dianggap tidak berhasil. Meski kompetisi berjalan baik dan bergairah bila pemilihan pemain kunci Timnnas dan pembinaan Timnas tidak benar dan tidak berprestasi, prestasi Ketua PSSI juga tidak ada gunanya. Demikian juga pembinaan, meski Indonesia dapat merebut 6 besar dunia dalam kelompok usia 12 tahun, tetapi Timnas prestasinya tidak cemerlang juga berarti ketua PSSI gagal. Bahkan Timnas juara 2 piala AFF dengan prestasi yang lumayan baik saat dalam penyisihanpun, tampaknya tidak mempunyai nilai lebih untuk seorang ketua PSSI.

Masalah PSSI

Saat ini terdapat berbagai faktor yang membuat persepakbolaan Indonesia terpuruk mulai dari pembinaan pemain muda, pembentukan Timnas, roda organisasi dan kompetisi di segala usia dan kelompok mernjadi seorang ketua PSSI yang baru.

Prestasi tim nasional Indonesia sudah terpuruk sejak usia 16 tahun. Padahal, anak-anak Indonesia usia 12 tahun yang berlaga di Piala Danone berhasil merebut peringkat 6 besar dunia. Demikian juga dengan tim nasional Indonesia usia 13 tahun yang cukup berprestasi. Tetapi prestasi gemilang tersebut tidak diikuti oleh prestasi kakak-kakaknya seperti timnas Indonesia usia 16 tahun ke atas. Bahkan timnas usia 16 tahun ke atas berprestasi sangat buruk dan tampil mengecewakan. Timnas U-16 pun bisa takluk dari tim terlemah di kawasan ASEAN Timor Leste 0-2 pada turnamen Piala AFF 2010 bulan lalu. Timnas U-19 gagal melewati kualifikasi Piala Asia U-19 tahun lalu. Timnas U-23 juga kalah 0-2 dari tim lemah Laos di SEA Games XXV Laos tahun lalu. Terakhir, beberapa hari lalu timnas senior Indonesia dilumat Timnas Uruguay dengan skor 1-7.  Meskipun saat piala AFF Timnas berprestasi luarbiasa dengan menghajar para lawan tangguhnya dengan telak, tetapi cala dengan telak puila oleh Malaysia.

Pembinaan tersebut sebenarnya bukan hanya tanggung jawab PSSI tetapi semua pihak terlibat. PSSI hanya bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan pembinaan dengan melibatkan peran serta potensi yang ada dalam seluruh masyarakat baik pihak swasta, pemerintahan maupun seluruh masyarakat. Sebaiknya PSSI mengangkat mitra semua kepala sekolah, kepala dikbud daerah, perusahaan swasta untuk berlomba-lomba menciptakan kompetisi di daerahnya dan akan dilakukan berjenjang sampai kejuaraan nasional.

Sebaiknya PSSI harus mendorong klub-klub profesional melakukan pembinaan dengan serius terhadap pemain-pemain berbakat yang masih berusia muda. Demikian juga PSSI harus serius melakukan pembinaan mulai dari usia tersebut.

Ketua umum yang baru nantinya mempunyai pekerjaan rumah yang tidak ringan dalam menangani LPI (Liga Primer Indonesia). PSSI di masa kepemimpinan Nurdin Halid dianggap bereaksi berlebihan atas diselenggarakannya Liga Primer. Liga Primer Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia dideklarasikan di Semarang oleh Konsorsium dan 17 perwakilan klub.Kompetisi ini tidak direstui oleh PSSI dan dianggap ilegal.Meski PSSI memaparkan secara panjang lebar alasan mengapa LPI melawan hukum, organisasi ini tidak pernah menjelaskan alasan mengapa mereka tidak merestui LPI. LPI akhirnya mendapatkan izin dari pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng. Klub anggota yang keluar dari kompetisi PSSI dan mengikuti Liga Primer Indonesia dikenakan sanksi degradasidan tidak diundang dalam Munas PSSI.

Melihat harapan masyarakat yang sangat besar dan mengurus masalah yang pelik dalam tubuh PSSI maka siapakah di antara ke empat orang tersebut menjadi seorang manusia Super. Manusia super itu harus dapat mencetak sebelas manusia Indonesia menjadi rajanya sepakbola Asia Tenggara, finalis Asia atau berpartisipasi dalam kejuaraan dunia. Tampaknya manusia super tersebut harus mempunyai banyak uang, berpengalaman, kreatif, kemauan keras, mandiri, harus mempunyai tangan besi tetapi taat aturan dan ramah organisasi. Tetapi sebenarnya untuk menjadi ketua PSSI yang baik cukup meraih juara Asia Tenggara atau finalis Asia atau partisipasi dalam kejuaraan dunia. Untuk meraih itu seorang ketua umum PSSI bukan hanya dibutuhkan kualitas dan kredibilitasnya tetapi butuh keberuntungan dan kemuhjizatan. Tampaknya Supermanpun akan sulit dapat memenuhi harapan masyarakat Indonesia yang demikian besar itu. Bila itu tidak bisa tercapai jangan harap dinobatkan masyarakat menjadi ketua PSSI yang sukses meski prestasi dalam hal lain didapatkan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun