Ternyata peran media digital dunia maya melalui SMS, jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter berperanan utama dalam gerakan demonstrasi menumbangkan Mubarak. Gerakan masyarakat yang luar biasa itu diawali dengan ajakan untuk menentang Mubarak lewat media Internet jejaring sosial dan SMS Tidak disadari pemerintah gerakan itu semakin membesar, yang akhirnya pemerintah rezim Mubarak menangkap Ghonim bos Google dan sekaligus menutup provider internet dan SMS di Mesir. Di tengah kegelapan dunia maya itu, revolusi Mesir sudah terlanjur besar berkat revolusi digital. Gerakan oposisi di Mesir sendiri terinspirasi oleh gerakan revolusi di Tunisia yang telah memaksa Presiden Zine El Abidine Ben Ali, yang telah berkuasa selama 23 tahun. Adapun di Mesir, pemerintahan Presiden Hosni Mubarak telah berkuasa selama 31 tahun sejak 1981. Bau harum revolusi melati Tunisia yang merebak di daratan Timur Tengah awalnya hanya diwarnai demonstrasi kecil-kecilan melawan Mubarak. Tetapi setelah para aktifis menggelorakan semangat nasionalisme dan kebangsaan rakyat Mesir melalui SMS dan jejaring sosial di dunia maya maka gerakan luar biasa demonstrasi mulai meledak. Kekuatan gerakan dunia digital ini dalam kiprah dunia pilitik mengingatkan kita tentang gerakan facebook satu juta mendukung Bibit Chandra atau gerakan mendukung Prita.
Karena gerakan digital itulah akhirnya kasus Bibit Chandra dan Prita Mulia sari memenangkan kasus hukumnya. Revolusi Digital Layanan internet dan SMS Mesir terganggu dan diblokir pemerintah. Hal itu terjadi sebelum aktivis menggunakan kedua layanan itu untuk mengatur aksi protes antipemerintah.Kementerian Dalam Negeri mengatakan mengambil ‘tindakan tegas’ terhadap pembangkang yang merencanakan protes setelah shalat Jumat siang.
Kementerian itu mengatakan aktivis ‘mengirim pesan ke warga untuk berkumpul di masjid di provinsi itu selama shalat Jumat’. Layanan ponsel terganggu di daerah Kairo dimana sebagian besar para pemrotes berkumpul, dan situs jejaring sosial Twitter mengatakan layanan mereka telah diblokir hari itu. Di Kairo, pengguna internet mengatakan mereka tak bisa mengakses web, namun ada pula yang mengatakan akses menjadi lambat dimulai pada Kamis malam. Mengirim SMS pun kini tak bisa dilakukan. Penyedia layanan internet besar di Mesir yang berbasis di Italia, Sebone, mengatakan bahwa sama sekali tidak ada trafik internet dari Mesir sejak 00.30 pagi waktu Mesir. Beberapa reporter dan warga Mesir juga melaporkan hal yang sama, bahkan layanan SMS pun juga terblokir. Padahal, kelompok oposisi mengandalkan media sosial untuk mengorganisasikan rencana-rencana mereka.Melalui jejaring mikroblog Twitter, akan dapat dijumpai dengan mudah hashtag '#Jan25' yang mengacu pada komunikasi pada saat aksi unjuk rasa 25 Januari lalu. Pemblokiran layanan Facebook dan Twitter itu ternyata bisa diakali oleh para oposan dengan menggunakan situs proxy, software dan aplikasi mobile, maupun koneksi aman via Virtual Private Network. Ghonim telah menjadi pahlawan revolousi digital bagi gerakan protes itu, dengan memulai salah satunya di jejaring populer Facebook dan ditahan pemerintah rezim pada 27 Januari. “Saya bukan pahlawan. Kalian semua yang pahlawan. Kalian yang bertahan di bundaran ini,” kata Ghonim kepada kerumunan massa yang berkumpul di sekelilingnya. Sebagian besar menangis, bertepuk tangan, dan berteriak: “Jayalah Mesir, jayalah Mesir!”
Ratusan ribu demonstran membanjiri Bundaran Tahrir dan sejumlah kota di seluruh Mesir yang bertujuan menumbangkan Presiden Hosni Mubarak aktivis cyber sekaligus bos Google yang melalui jejaring Facebook memulai gerakan protes pada 25 Januari dan sejak itu ditahan dengan mata tertutup selama 12 hari. Banyak pemrotes yang membawa simbol jejaring sosial Facebook dan Twitter, yang menjadi alat penting dalam mobilisasi pihak oposisi sekaligus wujud terima kasih kepada juru kampanye seperti pejabat eksekutif Google, Wael Ghonim.“Saya ingin menyebutnya sebagai Revolusi Facebook. Namun, setelah melihat orang yang berkumpul saat ini, maka saya bisa katakan ini adalah Revolusi Rakyat Mesir. Luar biasa!” katanya setelah diarak oleh pendukung yang mengelukan namanya di kerumunan.“Rakyat Mesir berhak mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Hari ini mimpi-mimpi itu menjadi nyata, ketika kita semua berkumpul di sini dan mengepalkan tangan dengan satu keyakinan yang sama,” katanya.
KEMBALI KE ARTIKEL