Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy Artikel Utama

Waspadai Meski Belum Ada Travel Warning, Flu Arab Terus Merebak

3 Mei 2014   01:13 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:55 24 0
Flu Arab atau MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus) penyakit berbahaya yang disebabkan oleh infeksi virus Corona, salah satu jenis virus yang masih berkerabat dengan virus penyebab SARS.  Gejalanya pun tak jauh berbeda dengan penyakit SARS, dengan indikasi utama seperti demam, bersin, dan batuk, yang akhirnya berujung pada kematian akibat beberapa komplikasi serius yang terjadi seperti Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) dengan kegagalan multiorgan, gagal ginjal, koagulopati konsumtif, dan perikarditis serta pneumonia berat. Hingga saat ini MERS terus berkembang dan telah menginfeksi lebih dari 361 orang dan membunuh 22 orang dari seluruh dunia. Arab Saudi mengumumkan pada Kamis (2/5) bahwa jumlah kasus penderita middle east respiratory syndrome (MERS-coV) bertambah dua kali lipat. Sebanyak 36 kasus telah dilaporkan dalam tiga hari terakhir. MERS pertama kali dilaporkan pada tahun 2012 di Arab Saudi.Pernyataan WHO pada 17 Juli 2013 pada pertemuan IHR Emergency Committee mengenai MERS CoV menyatakan bahwa MERS-CoV merupakan situasi serius dan perlu perhatian besar namun belum terjadi kejadian darurat kesehatan masyarakat. Status darurat kesehatan atau “Public health emergency of international concern” (PHEIC) akan diberikan jika virus tersebut meluas ke negara-negara lain namun sejak dilaporkan munculnya virus tersebut pada September 2012-1 Agustus 2013 semua kasus tersebut masih berhubungan dengan negara-negara di Jazirah Arab, baik secara langsung maupun tidak langsung. Jumlah kasus MERS-CoV yang terkonfirmasi sebanyak 94 kasus dan meninggal 47 orang dengan sembilan negara yang melaporkan kasus ini yaitu Prancis, Italia, Yordania, Qatar, Arab Saudi, Tunisia, Jerman, Inggris dan Uni Emirat Arab. Dengan persentase kematian (CFR/Case Fatality Rate) mencapai 50 persen, MERS-CoV menjadi salah satu ancaman terutama menjelang musim haji. Virus ini berbeda dengan coronavirus lain yang telah ditemukan sebelumnya, sehingga kelompok studi corona virus dari Komite Internasional untuk Taksonomi Virus memutuskan bahwa novel corona virus tersebut dinamakan sebagai MERS-Cov. Virus ini tidak sama dengan corona virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), namun mirip dengan corona virus yang terdapat pada kelelawar. Pada kurun waktu tiga bulan, sejak April s.d Juni 2013, jumlah infeksi MERS-Cov di dunia tercatat sebanyak 64 kasus (Saudi Arabia 49 kasus, Italia 3 kasus, United Kingdom 3 kasus, Perancis 2 kasus, Jordania 2 kasus, Qatar 2 kasus, Tunisia 2 kasus, dan Uni Emirat Arab 1 kasus) dengan 38 kematian. Koronavirus adalah virus dari famili coronavida yang bisa menyebabkan berbagai macam penyakit. Koronavirus terbagi menjadi tiga golongan. Golongan satu dan dua yang menginfeksi mamalia, dan golongan tiga yang menginfeksi burung. Penyakit yang disebabkan oleh koronavirus sangat bervariasi, mulai dari flu biasa hingga penyakit pernapasan yang mematikan seperti SARS dan MERS. MERS merupakan koronavirus yang berbeda dengan yang pernah ditemukan pada manusia sebelumnya, berdasarkan data dari Centers for Disease Control and Prevention. Tes laboratorium Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk MERS-Cov tersedia di Kementerian Kesehatan dan beberapa laboratorium internasional, namun tes tersebut bukan tes rutin.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun