Mohon tunggu...
KOMENTAR
Artificial intelligence Pilihan

AI Teror: Ancaman Penipuan Lebih Canggih! Pintar Bukan Jaminan Terlindung

31 Juli 2023   19:57 Diperbarui: 31 Juli 2023   20:03 196 2
Pada era digital yang semakin maju, kecerdasan buatan (AI) telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari kita. AI digunakan dalam berbagai bidang, termasuk transportasi, kesehatan, dan pendidikan. Namun, bersamaan dengan kemajuan teknologi, muncul pula ancaman baru yang lebih cerdas dan kompleks (penipuan AI). Meskipun kecerdasan buatan diciptakan untuk membantu dan mempermudah kehidupan, tetapi penjahat siber dengan cepat menemukan cara menggunakan AI untuk tujuan jahat.Penipuan AI melibatkan penggunaan teknologi kecerdasan buatan untuk menyamar dan mengecoh korbannya. AI dapat digunakan untuk menciptakan profil palsu yang sangat meyakinkan, membuat suara palsu yang hampir mirip dengan aslinya, dan bahkan menciptakan video deepfake yang sangat sulit dibedakan dari kenyataan. Dengan keahlian ini, para penipu dapat dengan mudah menyamar sebagai seseorang yang dikenal korban atau menciptakan skenario palsu untuk menipu mereka.

Salah satu bentuk penipuan AI yang paling umum adalah melalui email atau pesan teks yang disamar-samarkan dengan baik. AI dapat digunakan untuk menciptakan pesan yang tampak seperti dari seseorang yang dikenal korban, seperti teman atau kolega, dengan tujuan mengirim link berbahaya atau meminta informasi pribadi. Kemampuan AI untuk memahami dan meniru pola bicara seseorang membuat pesan semakin meyakinkan dan sulit untuk diidentifikasi sebagai penipuan.

Selain itu, AI juga dapat digunakan untuk melakukan serangan phishing secara massal dengan menggunakan data pribadi korban yang telah dihimpun dari berbagai sumber online. AI dapat dengan cepat menganalisis dan menyusun pesan yang ditujukan secara khusus untuk setiap individu, sehingga membuatnya lebih sulit untuk terdeteksi sebagai penipuan.

Ancaman penipuan AI juga melibatkan penggunaan chatbot atau asisten virtual palsu. Chatbot palsu ini dapat menciptakan kesan bahwa mereka adalah manusia yang sebenarnya dan dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi pribadi atau mengajak korban untuk mengambil tindakan tertentu, seperti mengunggah file berbahaya atau membuka link berbahaya.

Selain itu, kemampuan AI dalam memproses data dengan cepat dan mengidentifikasi pola dapat digunakan untuk memperkuat serangan DDoS (Distributed Denial of Service). Para penjahat siber dapat menggunakan AI untuk mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai perangkat dan mengarahkannya ke satu titik, menyebabkan situs web atau jaringan komputer menjadi tidak dapat diakses oleh pengguna yang sah. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun