Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Pattimura dan Kerlip-kerlip

11 Agustus 2011   12:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:53 55 0
Ibu ....

Aneh kan kalau aku hanya duduk berdiam memandang kerlip-kerlip di atas sana?

Aku tidak mau, ibu!

Itu bukan bintang, tapi kerlip-kerlip yang sebentar saja akan hilang ....


Ibu ....

Apakah masih ada satu lembar saja uang bergambar Pattimura?

Ayolah ibu ... ! Aku tidak mau menunggu lama.

Takut teman-temanku berhamburan ...

Takut kerlip-kerlip itu bersembunyi di balik awan ...

Takut kalau aku hanya sendirian ...

Ayolah ibu ... berikan selembar saja uang bergambar Pattimura itu!

Hiks ... hiks ....

Ibu tidak ingin melihat aku senang ya?

Hanya Pattimura saja, ibu ... masa tidak boleh?

Ayolah ... Pattimura, ibu ... Pattimura.



Gubrak!!

Pintu terbuka sesosok lelaki masuk dengan kelelahan yang luar biasa ....

Belum dapat uang, ibu.

Semoga besok bisa makan ....


Ibu, aku tidak mau Pattimura ... aku tidak jadi meminta Pattimura.

Ibu, ayah kenapa?

Kok wajahnya pucat sekali ...

Aku memandang ke langit dan kudapati kerlip-kerlip berhamburan pergi.

Pattimura-pattimura itu pasti sudah terbakar dan menjadi asap yang beterbangan tanpa pamitan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun