Karang pecah oleh debur ombak, angin barat bertiup, musim kemarau tiba, senja masih lama, mentari tetap tegak berdiri di atas cakrawala, binatang-binatang berdarah dingin, mengelindap masuk ke sarang masing-masing, bersembunyi, dan bercengkrama dengan sesamanya. Di tengah musim kemarau yang caruk-maruk, nun jauh diseberang sana, berbatasan dengan selat sunda, terdapat sebuah kampung, kampung yang amat terisolir, jauh dari hiruk-pikuk, gemerlap kehidupan duniawi yang mengatasnamakan globalisasi. Kampung Nira itulah sebutannya. Karena saking udiknya dan tidak tersentuh sama sekali dengan yang namanya modernisasi, kehidupan disana masih sangat-sangat sederhana, tetapi menjungjung tinggi keadilan dan kejujuran.
KEMBALI KE ARTIKEL