Sejak tahun kedua di perguruan tinggi (sekitar tahun 1999-2000) saya mulai mengenal buku. Hal itu dipicu oleh teman-teman dan senior di organisasi mahasiswa yang memaksa saya berdikusi dan berdebat mengenai berbagai isu sosial, ekonomi, budaya, filsafat, agama, dan politik. Mau gak mau saya musti melek dengan berbagai teori-teori tersebut supaya gak kelihatan goblok-goblok amat di hadapan teman-teman.
KEMBALI KE ARTIKEL