Kita tidak usah malu mengakui tim lain lebih baik dari tim kita. Ini merupakan pelajaran baik bagi kita diwaktu- waktu yang akan datang, karen untuk membentuk sebuah tim yang solid dan sukses tentu banyak faktor yang menentukan, seperti kompetisi di dalam negeri sangat berpengaruh besar untuk keberhasilan pembentukan Timnas yang tangguh. Kompetisi lokal yang baik akan menghasilkan pemain-pemain yang baik pula. Ini adalah tanggung jawab besar PSSI. Kegagala-kegagalan Timnas dalam turnamen-turnamen internasional adalah kegagalan PSSI, bukan sematamata kegagalan Pelatih dan pemain.
Penerapan peraturan jumlah pemain asing dalam satu klub liga 1 dan liga 2 perlu ditinjau ulang oleh PSSI. Cukup 2 atau paling banyak 3 pemain asing dalam 1 klub.Karena pada dasarnya pemain asing diperlukan untuk memacu semangat dan keteladanan bagi pemain lokal, baik dari segi kualitas individu maupun kerjasama tim. Jika kualitasnya sama sajadengan pemain lokal, untuk apa capek-capek mendatangkan pemain asing?
Penerapan peraturan pelanggaran atau bukan pelanggaran oleh wasit dalam pertandingan di kompetisi lokal harus lebih diperketat. Jika sebuah pelanggaran tidak diganjar di dalam kompetisi lokal, padahal menurut peraturan FIFA hal itu seharusnya diganjar dengan kartu kuning atau kartu merah, maka seorang pemain yang berlaga di tingkat internasional akan menganggap hal itu hal yang bisa, bahkan tidak menganggap hal itu sebagai pelanggaran.
Pola latihan pemain juga perlu disorot. Jika kita perhatikan di setiap pertandingan, pemain Timnas kita masih sering kali salah oper bola, terlalu jauh dari jangkauan rekan, atau terlalu pelan dan kurang tajam. Di samping itu juga timing untuk meberikan sodoran bola ke rekan masih sering terlambat, sehingga lawan sempat menutup lubang pertahanan. Dengan kata lain kesalahan-kesalahan mendasar masih sering kali terjadi. Hal lain yang sudah menjadi karakter permainan Timnas Indonesia yang perlu dirubah adalah, mengiring bola yang terlalu banyak. Harus dicoba diterapkan dengan ketat; sentuhan bola paling banyak 3 kali sentuhan sebelum mengoper ke rekan yang lain. Hal ini penting untuk meningkatkan efektifitas dalam permainan.
Kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2022, harus ditenerimanya dengan besar hati oleh semua stakeholder sepak bola di tanah air, sekaligus merupakan bahan pembelajaran bagaimana supaya ke depan lebih baik lagi dan bisa mengangkat tropi Juara AFF pada tahun-tahun berikutnya.