Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga Artikel Utama

Ini Afrika, Bung!

11 Juni 2010   04:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:36 417 0
[caption id="attachment_164162" align="alignright" width="300" caption="Ini salah satu atraksi yang akan muncul dalam upacara pembukaan Piala Dunia 2010. (Foto: Mh Samsul Hadi)"][/caption]

Piala Dunia 2010 tinggal beberapa jam lagi. Jumat (11/4) ini, pukul 14.00 waktu setempat atau 19.00 WIB, gong turnamen akbar sepak bola dunia itu ditabuh lewat upacara pembukaan dan duel tuan rumah Afrika Selatan versus Meksiko di Stadion Soccer City, Johannesburg. Akankah ini Piala Dunia yang akan selalu dikenang?

"Welcome to South Africa. Re ya le Amohela. Enjoy FIFA World Cup 2010," demikian sapa Presiden Afrika Selatan (Afsel) Jacob Zuma dan tokoh perdamaian Nelson Mandela pada seluruh pengunjung negerinya lewat banner raksasa di dinding lorong kedatangan Bandara Internasional OR Tambo, Johannesburg.

Ditambah senyuman di wajah pada foto keduanya, sapaan tersebut terasa begitu ramah dan hangat. Pengunjung negeri ini juga disuguhi pemandangan yang serba bersolek. Garis marka sepanjang jalan keluar dari bandara terlihat baru dicat. Batang-batang pohon di pinggir jalan dibebat kain berwarna oranye. Bendera tim-tim peserta berkibar di kiri-kanan jalan.

Namun, kesan ramah dan hangat ini berangsur-angsur lenyap ketika semakin dalam memasuki kota Johannesburg. Di beberapa titik perempatan, muncul peminta-minta dengan wajah tegang. Tak ketinggalan,  anak-anak muda berbaju lusuh bersikukuh mengatur mobil lalu-lalang, mirip "Pak Ogah" di Jakarta.

Johannesburg adalah salah satu kota dengan tingkat kriminalitas tertinggi di dunia. Angka statistik yang sering dikutip menyebutkan, rata-rata 50 hari terbunuh di kota ini. Tidak mengherankan, tidak sedikit pintu gerbang hotel-hotel dilengkapi pagar besi tinggi, lengkap dengan petugas keamanan.

Di pintu Hotel Garden Court Milpark, tempat saya menginap, ditempel pengumuman bahwa pintu masuk akan dikunci mulai pukul 23.00. Di siang hari, gambaran seram itu tidak terlalu mencolok. Tetapi, gambaran itu menyeruak saat malam. Jalan-jalan lengang, tidak ada angkutan umum, jarang terlihat orang berjalan kaki, seperti kota mati.

Malam hari Kota Johannesburg hanya milik mereka yang punya kendaraan roda empat.  "Saya tidak akan keluar malam. Saya bisa menyewa taksi, tetapi buat apa mengorbankan diri. Terlalu berbahaya di sini," kata Kevin Eason, rekan wartawan The Times, Inggris, dalam obrolan saat menunggu bus antar-jemput media di samping Media Center Stadion Soccer City.

Di tengah situasi kota seperti ini, Piala Dunia 2010 akan dibuka besok siang, sekaligus mematahkan keraguan sebagian kalangan pada kemampuan Afsel menggelar ajang seakbar Piala Dunia. Tokoh perdamaian yang juga mantan Presiden Afsel Nelson Mandela baru Jumat pagi ini akan memutuskan hadir atau tidak pada upacara pembukaan.

"Banyak orang bilang, tidak ada satu pun negara Afrika yang mampu menggelar ajang ini," ujar Direktur Eksekutif Panitia Lokal Piala Dunia 2010 Danny Jordaan. "Tetapi, kami bisa membuktikan, kami tidak hanya bisa menyamai negara-negara lain (yang pernah jadi tuan rumah), tetapi bahkan bisa lebih baik dari mereka."

Masalah transportasi

Jika kesiapan dan bentuk stadion ukurannya, Afsel boleh mengklaim "lebih baik" itu. Lapangan bak hamparan permadani hijau telah dibentangkan. Ke-10 stadion di sembilan kota penyelenggara tinggal dibuka dan sekitar 97 persen tiket laga telah terjual, mendekati rekor penjualan tiket Piala Dunia 1994 Amerika Serikat yang disebut paling sukses itu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun