Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Kisah Nyata: Banci Kaleng Jatuh Cinta dan "Jangan Panggil Aku Ujang!"

25 Oktober 2020   17:42 Diperbarui: 25 Oktober 2020   17:53 814 40
SUDAH menjadi kebiasaanku sekitar jam 14.00 WIB, atau kurang suka nongkrong di taman alun-alun Sumedang. Selain melepaskan penat, juga sekalian menunggu adzan solat ashar. Bila waktunya tiba, tinggal melangkahkan kaki. Barang puluhan meter sudah tiba di Mesjid Agung yang memang tak jauh dari sana.

Saat itu, sekitar empat atau lima bulan lalu, aku dan beberapa teman seprofesi tengah ngobrol agak serius di salah sudut taman alun-alun. Tempat itu menjadi pavorit kami berkumpul. Soalnya ada sebuah cafe sederhana yang menyediakan aneka minuman dan makanan. Jadi, sambil ngobrol, kami pun bisa dengan mudah memenuhi kebutuhan isi perut.

Apa yang kami obrolkan saat itu lumayan serius. Perdebatan kecil acap terjadi, karena adanya beda pandangan soal cara menyikapi kebijakan lokal pemimpin daerah, kala itu. Tentu dalam kesempatan ini tidak perlu aku bahas isi dari kebijakan dimaksud.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun