Lantas ia menatapku dengan mata penuh tanya. Kembali memandang bangunan tua yang berdiri di depannya. Surau rapuh.  Sebagian atapnya tinggal menunggu hujan mengamuk. Ambruk. Rata seperti tanah gersang yang tumbuh liar di semua bagiannya. Surau itu seperti kehilangan ruhnya. Lalu ia tak bertanya lagi. Ia mulai melangkah mendekati pintu surau. Memperhatikan setiap sudut yang dianggapnya telah  berubah.
KEMBALI KE ARTIKEL