Salah satu aspirasi yang tidak boleh diabaikan dalam pesta demokrasi yakni masyarakat desa. Sebab pada dasarnya seluruh daerah di Indonesia terdiri dari desa-desa. Sehingga jika pemimpin mengerti betul bagaimana membangun sebuah daerah dengan pondasi yang kuat, yakni perlu memberikan penguatan secara ekonomi kepada masyarakat desa. Dan pasangan dengan nomor urut satu (Arinal-Sutono) memilih pijakan  perencanaan programnya berdasarkan konsep ini. Tujuannya tentu untuk percepatan pembangunan yang tepat sasaran.
Tak tanggung-tanggung, salah satu istri Kandidat Gubernur Lampung (Arinal) memilih untuk ikut serta percepatan pembangunan masyarakat desa. Yakni dengan cara membuka dialog dengan masyarakat. Interaksi yang begitu menarik dan penuh dengan kekeluargaan itu, akan membuahkan aspirasi yang tidak dibuat-buat. Sehingga kelak ketika sudah mendapat mandat dari rakyat, program yang disusun akan menjadi kebijakan yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat desa.
Pentingnya Menyerap Aspirasi Rakyat di Tengah Dinamika Pembangunan
Lampung sebagai provinsi yang kaya akan potensi, baik dari segi sumber daya alam maupun posisinya yang strategis, memiliki peluang besar untuk tumbuh lebih cepat. Namun, tantangan dalam pembangunan tetap ada, terutama ketika kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Arinal-Sutono menyadari bahwa pendekatan birokrasi yang terlalu top-down sering kali menghasilkan kebijakan yang tidak sesuai dengan kondisi dan aspirasi masyarakat. Oleh karena itu, mereka menempatkan diri sebagai jembatan antara rakyat dan kebijakan, dengan mendengarkan langsung apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh masyarakat.
Pasangan ini berupaya untuk mengubah pola lama dimana pembangunan seringkali didasarkan pada asumsi semata. Mereka percaya bahwa rakyatlah yang paling memahami apa yang terbaik untuk wilayah mereka. Melalui berbagai forum dialog, kunjungan ke desa-desa, dan keterlibatan langsung dengan kelompok masyarakat, mereka mengidentifikasi masalah-masalah mendasar yang sering kali terlewatkan oleh pengambil keputusan di tingkat atas. Ini termasuk masalah infrastruktur, pelayanan publik, hingga pemberdayaan ekonomi lokal.
Arinal-Sutono berkomitmen untuk membangun Lampung dari desa. Ini tentu memiliki alasan tersendiri. Yakni karena pada kenyataannya masyarakat yang paling besar merupakan masyarakat pedesaan. Sehingga ketika memprioritaskan pembangunan ekonomi desa, maka secara tidak langsung sudah membangun Lampung secara utuh dan menyeluruh. Tentu bukan mengabaikan pembangunan di perkotaan, tetapi daerah perkotaan sudah bisa berkembang dengan sendirinya, tinggal memberikan pemantiknya.
pada sisi lain, pasangan Arinal-Sutono telah membuktikan bahwa mendengarkan langsung aspirasi rakyat bukan sekadar slogan politik, tetapi merupakan landasan utama dalam membangun Lampung yang lebih cepat dan tepat sasaran. Dengan komitmen mereka yang kuat untuk terus berinteraksi dengan masyarakat, mereka berharap dapat menghindari kesalahan kebijakan yang selama ini sering terjadi karena kurangnya komunikasi antara pemerintah dan rakyat.
Lampung di masa depan, di bawah kepemimpinan Arinal-Sutono, diharapkan menjadi provinsi yang tidak hanya maju secara infrastruktur, tetapi juga makmur dalam segala aspek kehidupan masyarakatnya. Ini adalah visi yang mereka yakini bisa dicapai melalui proses yang berlandaskan pada dialog dan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat.
Dengan demikian, harapan besar terhadap pasangan Arinal-Sutono bukan hanya soal kecepatan pembangunan, tetapi juga soal kualitas dan relevansi kebijakan yang diambil. Aspirasi rakyat adalah kompas yang mereka gunakan untuk membawa Lampung menuju masa depan yang lebih cerah.