Alkisah suatu saat Seorang Kakek yang hadir dalam sebuah perkumpulan yang dipimpin oleh seorang guru muda, bertanya : “ Anakku, Tadi Anakku menyampaikan tentang Aqidah, tentang Allah, boleh kakek bertanya? Dimanakah Allah itu ? ”. Sebuah pertanyaan yang membuat sang guru muda bingung , sangat dalam sekali . Saat itu pula ia teringat pesan Guru-nya , jika ada yang bertanya dimana pertanyaan itu bukan sifatnya ingin tahu atau ingin sekedar menguji dan kita tidak tahu jawabannya maka berikanlah jawaban seperti ini “ Sesungguhnya orang yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya ”. Kakek itupun manggut-manggut , sambil tertunduk beliau bertanya lagi , “ Anakku , Coba Ambilkan Pelita itu (sebuah kaleng minyak yang berisi minyak tanah dan diberi api disumbunya ) , boleh kakek bertanya ? Kapan Pelita ini disebut Pelita ? “. Kembali sang guru memberikan jawaban “ Kakek, Saya tidak bisa menjawabnya , Terangkanlah pada Saya ” . Sang Kakek bukan malah menjawabnya tetapi memberikan pertanyaan baru lagi “ Jika Kakek Tiup Api diatas Pelita ini , Kakek bertanya , Tahukan Engkau Anakku , Kemana Perginya Api Itu ? ”. Sang guru selama ini ia tidak pernah berfikir tentang kemana perginya api ketika ditiup dari pelita yang hidup , oh iya ya , kemana perginya api itu , bahkan tidak berbekas sama sekali . Kembali ia menjawab “ Saya Tidak Tahu Kek , Berikan ilmu Pada Saya ”. Kembali Kakek itu tidak menjawab , Beliau justru menanyakan nama si guru “ Nak , Namamu siapa ? ” , ia jawab “ Abdullah ...” , beliau manggut-manggut lagi , ia bertambah heran saja dengan kakek ini yang entah dari mana datangnya . “ Boleh Kakek bertanya lagi , Dimana Abdullah Itu ? ” Wah pertanyaan apa lagi ini pikirnya , untuk yang satu ini ia menjawab “ Di Depan Kakek , Inilah Abdullah... ”. Si Kakek Tua hanya geleng-geleng kepala dan merenung sejenak , si guru terbawa suasana merenung seperti kakek ini dan tiba-tiba beliau menepuk bahu sang guru dan memanggil nama nya “Abdullah…….!”. Ia jawab dengan Spontan “ Ya Kek !”. Kakek itu tersenyum lebar dan kemudian mengatakan : “ Anakku , Barusan kakek merasakan adanya Abdullah , karena bagimu Abdullah itu tidak ada , jika Kau pegang tanganmu , itu Tangan Abdullah..! , jika kau pegang Keningmu , Itu Kening Andullah..! , jika kau pegang kepalamu , itu Kepala Abdullah. .! , Jika kau pegang tangan dan kakimu , itu adalah tangan dan kaki Abdullah.! , lalu…..DIMANAKAH ABDULLAH ITU?! Abdullah Itu ada saat begitu banyak orang merasakan banyaknya manfaat kehadiran dirimu , sehingga banyak orang menyebut namamu Anakku...”. " Demikianlah perumpamaan Allah , Sesungguhnya Allah itu sudah Ada sebelum apapun ada dimuka bumi ini , Allah itu sudah ada bahkan jikapun Bumi tidak diciptakan olehnya , Tapi Allah itu Tidak Ada Bagimu , Jika kamu tidak pernah mengerti tentang-NYA , Kau sebut langit itu adalah langit ciptaan Allah , kau sebut Api itu Api ciptaan Allah , Kau Sebut Air , itu adalah Air Ciptaan ALLAH , lalu dimanakah Allah ? Allah itu ada bagimu , Bila kau selalu menyebut nama-NYA , kau dzikirkan setiap hembusan nafasmu , Maka Dia slalu ada bersamamu , Maka Allah itu Ada Bagimu , karena ada dan tidak adanya dirimu , Allah Itu Tetap Ada..!!" , demikian si Kakek menjawab panjang . Pagi yang indah bagi si guru muda , sebuah ilmu yang tidak mungkin ia dapatkan di bangku sekolahan atau dimana saja Sebelum perpisahan dengan kakek itu , ia masih penasaran dengan Perumpamaan Pelita yang ditanyakan tadi , sang Kakek lanjut menjelaskan “ Pelita itu tidak bisa kamu sebut Pelita tanpa ada Apinya... ketika Pelita itu tidak ada Apinya dia hanya bisa disebut Kaleng Cat Minyak yang berisi minyak tanah dan bersumbu , itu saja..... Baru Bisa Kau sebut Pelita apabila kau berikan Api disumbunya ...., ini bermakna demikianlah manusia , ketika ruhnya tidak ada , itu hanya bangkai yang berjalan , yang perlu kau hidupkan setiap hari adalah ruhnya , sehingga dia bisa menerangi dan memberikan manfaat bagi sekitarnya...”. Kembali sebuah nasehat yang luar biasa bagi nya, dan ketika sebelum ia cium tangannya , Sang Kakek ini membisikan ke telinga “ Anakku, Ingat saat Api diatas pelita itu ditiup, Api menghilang, tak berbekas dan kau tidak bisa melihatnya lagi, bahkan bentuk , rasa sudah tidak bisa kau lihat , bahkan kau tanyakan seribu kali kemana perginya Api kau tidak akan bisa menjawabnya ..., Demikianlah dengan RUH anakku , saat dia pergi dari jasadmu dia tidak akan membentuk apapun , dia raib sebagaimana Zat yang menciptakannya , DIA-lah ALLAH Swt .... Maka rawat dengan benar ruh yang ada dalam jasadmu..... Hingga hari ini, ia tidak menemukan bahkan tidak pernah mengenal nama kakek itu & tidak pernah ia lihat lagi seumur hidupnya... dari sebuah sumber
KEMBALI KE ARTIKEL