Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Perbankan yang Miskin Rasionalitas

4 Mei 2011   09:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:05 1561 0
Sebelum masuk ke inti persoalan,  beberapa minggu yang lalu selewat saya membaca tulisan "seberapa penting tulisan di Kompasiana".... Saya pernah 2 kali memposting keluhan di Kompasiana dengan nama asli saya.... Keluhan kepada Tunas Daihatsu bandung,, ditanggapi dalam waktu 3 minggu setelah tulisan.. Satu lagi keluhan saya kepada CIMB Niaga yang tidak pernah ditanggapi  sampai sekarang  waktu itu tulisan saya diberi judul "Bank Niaga Riwayatmu Dulu".  Dari dua artikel ini saya merasa Tulisan di Kompasiana cukup dibaca orang dan menyebar dari mulut ke mulut...  Mungkin Tunas Daihatsu menanggapi  karena kebijakan di sektor otomotif dari motor hingga mobil bila ada keluhan tidak ditanggapi akan dikenakan denda keperusahaan dengan cukup besar... Sedangkan di Bank tidak ada kebijakan denda seperti itu sehingga Bank tidak perduli dengan keluhan  kecuali dimasukan ke media cetak yang dibaca luas sedangkan Kompasiana dibaca oleh orang terbatas......Mungkin itu pengalaman saya mengenai manfaat dari tulisan di Kompasiana Kembali ke Inti masalah.....

Tahun 80 an  Indonesia membuat serangkaian Pakto ( paket kebijakan ekonomi)... Pakto ini  banyak dijadikan bahan sekripsi di Fakultas Ekonomi dan Fakultas Hukum...  Cuman kalau di Fak Hukum begitu membuat istilah Pakto akan langsung di coret dan kena marah... Karena istilah Pakto merupakan penjajahan Fak ekonomi kepada Fak Hukum... Kenapa begitu  Di Fak Hukum harus di tulis SKB (Surat Keputusan Bersama) atau SK Mentri No.... supaya jelas dasar hukumnya tapi kalau digunakan istilah Pakto muatan ekonomi lebih berat ketimbang bobot dasar Hukumnya.  Setelah Pakto ini terbit yang terasa adalah masuknya modal asing,  eksport yang mendapat fasilitas,  dan tumbuhnya sektor perbankan...  Pada waktu itu Sarjana menjadikan Perbankan tujuan kerjanya,, saya pikir lulusan terbaik perbankan mendapat pekerjaan di Bank...

Krisis tahun 1997 membuat banyak Bank tutup dan PHK banyak terjadi  itu sangat mempengaruhi Imige Perbankan.. Saya tidak tahu apakah semenjak itu Perbankan mendapat SDM terbaik atau tidak ?   CUman yang saya rasakan Perbankan sekarang Miskin Rasionalitas  atau tidak menggunakan akal sehat  dalam berbagai kebijakannya.... Berikut kebijakan Perbankan yang tidak menggunakan akal sehat ?

1. Biaya administrasi pada tabungan,,, coba bayangkan biaya adm tabungan di Bank Rp. 10.000,- /bulan kelihatannya kecil.. Rata-rata Bank 10 besar di Indonesia memiliki 2 juta nasabah.... kalau dihitung  Rp 10.000,- X 2.000.000= Rp. 20.000.000.000-  Ya  20 Miliar /bulan  X 12 bulan = 240 M/ tahun dari biaya adm.... Makanya jangan heran kalau Bank 10 besar labanya selangit....  Sebetulnya Bank sangat sadar akan hal ini makanya ada bank Mencuri celah dengan menghilankan Biaya ADM ini...  Tapi apa daya Bank udah terlanjur enak sih...dan peran pemerintah yang lemah membiarkan ini terjadi.  Saya samar-samar teringat  sekitar tahun 2000 DBS (Development Bank Of Singapore) bikin heboh karena menggenakan biaya adm di banknya Kasus ini sampai disidangkan di parlemen Singapore dan DBS mendapat kecaman.  Di US  tahun 2010 akhir dibuat Paul Volker rule (kalau tidak salah) nama senator amerika yang mengagas aturan ini untuk merubah secara mendasar aturan perbankan dan financial di US agar melindungi nasabah  dari praktik curang dalam bunga dan biaya tersembunyi... termasuk kartu kredit.. Aturan ini merubah dunia perbankan Amerika..  DI Indonesia ada program Ayo menabung yang semangkin kecil suaranya dan Bank tidak mempromosikannya karena takut hilang biaya adm nya....

2. Bank tidak mampu menyalurkan kredit.... Orang akan bilang kata siapa ?  Mari lihat ini,  Banyak Bank memiliki Finance Company ( perusahaan leasing),,, ini satu tanda bank menngunakan tangan pihak ketiga untuk menyalurkan kredit...  akibatnya Biaya menjadi tinggi... sekarang biaya kredit motor tidak masuk akal karena Bank kita lemah dan yang menjadi sapi perah adalah masyarakat bawah..... Makanya ada pihak yang melawan dengan nama LSM  untuk tidak membayar....  Sebetulnya kata yang lebih tepat bukan tidak mampu melainkan tidak mau,, Bank sudah terlanjur enak  tidak mau susah.

3. Bank menikmati keuntungan dari selisih bunga yang tidak masuk akal..... Bunga tabungan mungkin sekarang 2%  bunga deposito bank besar 5-6% kecuali anda nasabah super kaya....  mari kita lihat bunga kreditnya 11-14% wow  makanya mereka senang akan penabung  karena ini adalah korban yang paling empuk..... selisih  bisa di bayangkan...  Jangan di tanya kalau kartu kredit.... Itumah kredit dengan bunga rentenir,,,  Kayaknya masyarakat kecil dan menegah di buat sapi perah dibandingkan diuntungkan oleh Bank.

Tiga hal ini menyangkut inti bisnis perbankan dan menyangkut pemasukan dan pengeluaran Bank.. mari kita lihat tidak digunakanya akal sehat di sisi lain perbankan....

1. Sisi Pelayanan atau CS,

Kalau tabungan anda cukup lumayan 5 juta lah anda akan di telp berulang-ulang oleh bank  atau pihak ke 3 agar membuat kartu kredit... Bahkan pengamat perbankan di harian kompas menggunakan istilah tidak tahu malu..  Bank demi pemasukan demi fee base income  sudah melupakan CS,  Kata  Arwin Rasyid  seorang Bankir mengatasan CS itu mengharuskan Bank melihat the way of live dari nasabahnya.... Bijak sekali tapi  sayang Bank di Indonesia terlalu bodoh untuk menyadarinya.... Masih ingat  kasus SMS,   KTA ini juga contoh akal yang dibutakan uang dari Bank..... Penulis alami dan Bank itu malas untuk sekedar memberi konfirmasi sekalipun kecamannya udah saya sampaikan.....

2. Bank Tidak  Peduli,,Mau nyaman atau tidak.

Memang banyak Bank yang sudah nyaman dan baik tapi banyak yang sangat tidak manusiawi,, dan sekali lagi nasabah tidak memiliki pilihan... ini contoh yang saya hadapi di beberapa Bank di sekitar rumah saya.. Rumah saya di TKI- Bandung, kebetulan daerah yang bertumbuh dan banyak bermunculan Bank di kompleks ini....  Kalau anda Ke Bank Mandiri jangan harap anda bisa menunggu sambil duduk,, antrian panjang dan tempat sumpek dan kecil....Antrian ATM BCA sangat luar biasa,,, dan sitem pelayanan BCA belum standard seberti cabang yang lain. Dengan Laba yang besar sebenarnya mereka dengan mudah dapat memperbaiki layanan. Saya ingin membahas terkait komplain saya pada CIMB niaga,, seperti janji saya, saya akan menutup rek tabungan saya di bulan Mei,,,  Saya sih mengharapkan ada moment of truth yang baru dalam menghadapi Bank CIMB  agar saya tidak terlalu kecewa dengan Bank ini ???  ternyata begitu saya datang saya kaget bank ini biasanya sepi sekarang menjadi rame luar biasa,,, setelah ditanya ada cabang yang ditutup sehingga disatukan pada tgl 25 april yang lalu berarti 1 minggu yang lalu...  saya berdiri karena tidak ada tempat duduk,,, antrian masih 20 nomer lagi,,,, setelah dilihat ternyata nasabah yang banyak itu adalah yang mau bayar uang sekolah,, bukan nasabah inti CIMB...   disinilah tidak perdulinya karyawan CIMB terhadap nasabah,,, tidak perduli sbb :

2.1  Harusnya dibuat antrian terpisah antara yang bayar uang sekolah dan nasabah inti.  Bank BNP yang lebih kecil pun punya kebijakan seperti itu dan mereka berpikir sedangkan CIMB tidak perduli

2.2 Disana ada 2 meja marketing satu ada orang sedang yang satu kosong,, masing-masing meja ada 2 kursi tamu Marketing ini sibuk telp dan bercanda di telp karena tidak ada nasabahnya,,, ini menunjukan CIMB tidak perduli alangkah senangnya nasabah yang berdiri ditawari duduk di  4 kursi tak berpenghuni  itu  dari pada mendengar humor marketing  di telp yang tidak lucu.

2.3 Saya menghampiri CS,, yang baru yang kemarin dulu saya komplain sudah tidak ada,  saya bilang  saya mau tutup rekening saya memberikan buku tabungan saya,  Dia agak terkejut buku tabungan saya ada tambalannya,, dan dia bertanya kenapa mau di tutup,, kata saya ngak seneng lihat buku tabungan banyak tambalan.... diganti aja Pak bukunya lumayan lah  ada usaha nih CS,,, kata saya ngak mbak ditutup aja...  kalau ditutup apakah saya harus antri dari awal lagi,,,, kata cs ini iya pak,,, ngak bisa booking dulu mbak supaya ngak ngantri.....CS ngak Pak,,,  Disini tidak ada kepedulian untuk melayani nasabah,,,,,dengan suara agak keras saya bilang  dimana-mana kalau mau tutup rekening ngak usah antri lagi di teller yang penuh sesak bayar uang sekolah... Kakak saya tutup rek di BCA tahapan biayanya cuman Rp. 5000,-  dan mau ambil uangnya di anter sama CS ke teller,,, supaya di permudah,,,,,  di CIMB biaya tutup rek Rp. 50000.- 10x lipat dan harus antri lagi.... mendengar  CS masuk menemui kepala teller melanjutkan permintaan saya...  akhirnya saya tutup rekening dan ambil uang tidak perlu antri dari awal lagi..... Betapa sulitnya CIMB niaga memberikan kemudahan kepada Nasabah  sungguh  tidak masuk akal....  hanya satu alasan mereka tidak peduliii...  akhirnya saya bebas dari CIMB dengan Moment of truth yang sangat buruk... karena merek tidak peduli dan sulit menyenangkan nasabah....

3.  Keuntungan Bank  sangat sedikit yang dinvestasikan kembali untuk menyenangkan nasabah.

Keuntungan Bank yang begitu besar hanya dinikamati oleh Pemegang saham dan karyawan dalam bentuk Bonus yang sangat luar biasa... sedangkan nasabah,,, hanya  menerima kerugian,,, jangan coba-coba menanbung bila saldo anda dibawah  5 juta,, hanya akan habis oleh biaya adaministrasi,,, sebaiknya disimpan di bawah bantal aja.

Saya yakin sejarah akan terulang krisis tahun 1997  mungkin akan datang kembali  tidak ada yang tahu kapan waktunya,,,, karena Bank  akan kembali seperti tahun 1997  dimana mereka akan tunduk kepada Nasabah,, dan nasabah menjadi raja .....  Kalau punya uang beli emas batangan jangan di tabung Beli LM dari antam   yang 1 gr pun ada  kalau tabungan anda 4 juta sudah bisa beli 6 gr....   atau beli dinar dan dirham,,,,   Kita akan melihat sesuatu yang baru   dengan sangat cepat tanpa kita perkirakan..... bersiaplah...

Terimakasih Untuk Membaca....

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun