Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Namaskara

1 Februari 2017   02:32 Diperbarui: 1 Februari 2017   05:45 102 0
Di pamungkas sintas kubersimpuh dalam namaskara
di perihnya azabmu, o... neoplasma jelmaan seribu satu lara
 jiwa raga makin takluk di khatimah pancakara
di belantaraku kini dirimulah semata sang adikara
vonis aku ke penjara, bahkan ke pusara
kuikhlas menikmati berbagai dera
kala pupus segala cara maupun bicara
berserah dirilah satu-satunya mantera

Demi Sang Maha Dikara, kutetap gembira
bukankah Dia mereka cipta prahara demi eloknya kasih mesra
di tapal batas sengsara pasti terbentang sejahtera
di mana ada sahara, di sana ada segara
kar’na di penghujung gulita mencedera
menyuar lentera-lentara terang temara
segenap huru-hara hanyalah cura-cura sementara
di samudra rahmat-Nya segalanya langgeng bermuara

Biarkan kululuh meleleh dalam sakralnya mudra
di gapura ajal Sang Maha Pemelihara
usah hirau kurawa-kurawa murka dan rindu berpesta pora
menyantap rakus asmara-asmara berbumbu mara
kumakin khusyuk berzikir di kaldera sastra membara
bersama santunnya candra menyembelih leher angkara
berkendara Zuhara kukuh kuburu aurora
meski cinta dan dusta gigih bersayembara

Bumi Allah, 31 Januari 2016

KOSAKATA:
>> sintas = (1) mampu mempertahankan eksistensinya; (2) terus bertahan hidup; survive
>> namaskara = sikap tangan yg dipersatukan di depan dada, menggambarkan org sedang memberi hormat
>> neoplasma = tumor
>> khatimah = (1) kesudahan; akhir; (2) akibat
>> pancakara = berkelahi; berperang
>> adikara = (1) berkuasa; (2) sewenang-wenang; (3) kekuasaan; kewibawaan
>> dikara = indah; mulia
>> segara = laut(an)
>> terang temara = terang sekali; terang benderang
>> cura = (1) kelakar; olok-olok; (2) lucu
>> mudra = sikap jari-jari tangan dlm bersemedi
>> mara = (1) bencana; bahaya; (2) tampil ke hadapan; maju; (3) datang ke suatu tempat;  (4) kota mara; sangga mara
>> candra = bulan
>> Zuhara = Zohrah; nama salah satu bintang siarah; Venus

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun