Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Aku dan Kawanku

23 Oktober 2012   12:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:29 98 0
Dahulu aku dan kau, kawanku...

Seperti sebuah tong yang berusaha menampung air agar tak membuat lantai di bawah kita menjadi basah

Belum banyak mengetahui dan membuat kita sadar akan kapasitas diri.

Ah.. masih kuingat itu kawanku...

Ketika buku-buku menjadi teman wacana kita




Dahulu aku dan kau, kawanku...

Hidup sederhana dengan uang pas-pas'an

Yang membuat kita sadar diri dan mensyukuri berkat Allah

Ah.. masih kuingat itu kawanku...

Ketika indomie dan telor menjadi saksi sekaligus berkatnya

Sekarang aku dan kau, kawanku...

Tong kita mungkin sudah penuh dengan air

Namun air di dalam tong kita malah membuat lantai di bawah kita menjadi basah dan itu sangat mengganggu

Orang dapat terpeleset dan jatuh karenanya

Gaung dan getaran yang kita buatlah yang membuat air itu tumpah

Ah.. kuingat kawanku

Ketika ilmu-ilmu dan bacot kita yang menyesatkan




Sekarang aku dan kau, kawanku...

sudah mempunyai hidup yang bisa ku katakan lebih baik

Ketika Allah mendengar jeritan dan kerinduan kita

Namun hal itu membuat kita lupa diri

Ah.. kuingat kawanku...

Ketika gurami dan ayam goreng membuat kita tamak dan membuat kita lupa akan kontrol diri dan lupa mensyukuri berkat Allah




Mau tak mau harus mengakui semua ini membuat kita lupa siapa kita sebenarnya

Ternyata setelah kita renungkan, hidup ini adalah jalan kesengsaraan seperti yang dikatakan Yesus dalam injil itu dan Buddha Gautama




Ah.. aku tak tahu kawan apa sekarang kau sudah lebih baik dan menyadarinya

Kalau iya, pegang tanganku dan bantu aku melakukannya, sebab aku belum mampu

Kalau belum, aku akan berusaha untuk mampu melakukannya dan memegang tanganmu dan mengangkatmu

Kalau kita berdua belum melakukannya,mari sama-sama berpegangan tangan dan kita berusaha berdiri dari nikmatnya duduk berlama-lama di zona nyaman kita.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun