Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Manfaat Retorika dalam Berdakwah, Perspektif Aksiologis dan Kehidupan Eskatologis

29 Juni 2024   22:09 Diperbarui: 29 Juni 2024   22:57 47 0


Oleh: Syamsul Yakin dan Salsa Ramadhani
Dosen Retorika dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Secara aksiologis, dakwah memiliki banyak manfaat. Berdasarkan ayat dakwah dan hadis, manfaat dakwah dibagi menjadi tiga bagian. Pertama, manfaat da'i dalam menghilangkan kewajiban berdakwah dan meraih kebaikan di dunia dan akhirat.

Kedua, manfaat Mad'u berupa menghilangkan kewajiban menuntut ilmu dan mendapat kebaikan di sini dan di sini. Ketiga, Anda memberi manfaat pada alam dalam bentuk keseimbangan kosmis. Sederhananya, kemaslahatan dakwah menyangkut kesejahteraan seluruh makhluk sebelum kematian dan sesudah kematian (kehidupan eskatologis).

Sekaligus, kelebihan pembicara retoris membantu penyampaian materi secara efisien, efektif, dan menarik. Retorika juga berguna dalam membujuk pendengar karena pesan yang disampaikan berdasarkan data dan penelitian.

Retorika juga berguna bagi pendengar, dimana pendengar menerima pesan pembicara secara komprehensif, menyeluruh, informatif, instruktif dan memberi semangat.

Berdasarkan spektrum manfaat retorika dan dakwah di atas, dapat diambil beberapa manfaat retorika dakwah. Pertama, dakwah dakwah yang terdiri dari iman, syariat, dan akhlak dapat disampaikan secara efisien, efektif, menarik, dan estetis.

Kedua, khatib dapat membuat selingan terhadap isi pidato melalui teknik ice-breaking dan bercanda. Inilah kelebihan retorika dakwah yang bertujuan untuk menghindari perkuliahan yang monoton dan monolog. Dalam konteks ini, penutur secara dialogis dan meyakinkan membuka ruang dan perhatian kepada pendengar.

Ketiga, retorika khotbah mempunyai keunggulan dalam menambah bobot materi khotbah dengan memuat informasi berdasarkan sumber yang terpercaya dan otoritatif. Hal ini dikarenakan laporan perkuliahan disusun secara sistematis, kreatif dan sesuai dengan nilai estetika.

Keempat, ketika khatib berbicara, retorika dakwah menuntun khatib dalam mengambil keputusan. Misalnya kapan harus berbicara dengan suara tinggi, sedang, dan rendah. Kapan harus menyemangati pendengar dan kapan harus menekan mereka. Semua ini diputuskan berdasarkan pertimbangan industri yang obyektif.

Singkatnya, retorika dakwah mempunyai dua keunggulan: satu ditujukan kepada pembicara dan satu lagi ditujukan kepada pendengar.*.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun