Ketahanan nasional dan bela negara adalah dua pilar penting dalam menjaga eksistensi suatu bangsa, terutama dalam konteks negara Indonesia yang beragam secara budaya, agama, dan etnis. Dengan tantangan globalisasi, teknologi, dan ancaman multidimensi, membangun komitmen kolektif kebangsaan menjadi semakin mendesak. Artikel ini akan menguraikan urgensi ketahanan nasional, tantangan yang dihadapi, dan pentingnya bela negara dalam mewujudkan persatuan dan keberlanjutan bangsa Indonesia.
Urgensi Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang mencerminkan kemampuan bangsa dalam menghadapi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG) baik dari dalam maupun luar negeri. Dalam konteks Indonesia, urgensi ketahanan nasional dapat dilihat dari beberapa aspek berikut:
1. Keberagaman Bangsa
Indonesia terdiri dari 17.000 pulau dengan lebih dari 1.300 suku bangsa dan berbagai agama. Keberagaman ini menjadi kekuatan sekaligus potensi kerawanan jika tidak dikelola dengan baik. Ketahanan nasional memastikan harmonisasi antar-elemen bangsa untuk mencegah konflik sosial.
2. Ancaman Non-Militer
Selain ancaman militer seperti serangan fisik, Indonesia juga menghadapi ancaman non-militer, termasuk radikalisme, perang siber, hoaks, hingga pandemi. Ketahanan nasional menjadi alat untuk menjaga stabilitas di tengah perubahan global yang cepat.
3. Kedaulatan Wilayah
Posisi geografis Indonesia yang strategis di persimpangan dunia menjadikannya rentan terhadap infiltrasi asing, baik dalam bentuk ekonomi, budaya, maupun politik. Ketahanan nasional diperlukan untuk menjaga kedaulatan wilayah dan hak-hak bangsa.
4. Globalisasi
Globalisasi membawa tantangan dalam bentuk budaya asing yang dapat mengikis identitas nasional. Ketahanan nasional harus diperkuat untuk menjaga nilai-nilai Pancasila sebagai fondasi bangsa.
Tantangan Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional Indonesia tidak terlepas dari berbagai tantangan, baik internal maupun eksternal. Berikut beberapa tantangan utama:
1. Disintegrasi Sosial
Konflik horizontal berbasis SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) masih menjadi ancaman serius bagi persatuan bangsa. Ketimpangan sosial dan ekonomi turut memperburuk potensi perpecahan.
2. Ancaman Siber
Serangan siber yang mengancam data strategis negara, penyebaran hoaks, dan propaganda digital menjadi tantangan baru dalam era digitalisasi.
3. Korupsi dan Birokrasi
Korupsi yang merajalela melemahkan institusi negara dan memengaruhi kepercayaan publik terhadap pemerintah, sehingga mengganggu stabilitas nasional.
4. Ancaman Lingkungan
Degradasi lingkungan, perubahan iklim, dan bencana alam juga menjadi tantangan ketahanan nasional, karena berdampak langsung pada kesejahteraan rakyat dan keamanan wilayah.
Urgensi Bela Negara
Bela negara adalah kewajiban setiap warga negara sebagaimana diatur dalam Pasal 27 ayat (3) dan Pasal 30 ayat (1) UUD 1945. Konsep ini tidak hanya terkait dengan pertahanan militer, tetapi juga mencakup kontribusi aktif dalam membangun bangsa. Urgensi bela negara terletak pada:
1. Memperkuat Rasa Nasionalisme
Dengan memahami pentingnya bela negara, masyarakat dapat meningkatkan rasa cinta tanah air dan kesadaran terhadap hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
2. Meningkatkan Kesiapan Menghadapi Ancaman
Bela negara melibatkan kesiapan fisik, mental, dan intelektual untuk menghadapi berbagai ancaman, baik militer maupun non-militer.
3. Menanamkan Nilai Pancasila
Bela negara menjadi wadah untuk menanamkan dan memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, sehingga memperkokoh identitas nasional.
4. Mendorong Partisipasi Aktif Warga Negara
Melalui bela negara, masyarakat didorong untuk berkontribusi aktif dalam pembangunan, termasuk bidang ekonomi, pendidikan, dan lingkungan.
Tantangan Bela Negara
Meskipun penting, implementasi bela negara menghadapi berbagai hambatan, seperti:
1. Minimnya Pemahaman Masyarakat
Sebagian masyarakat masih memahami bela negara sebagai kewajiban militer semata, sehingga kurangnya kesadaran akan kontribusi non-militer dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kurangnya Pendidikan Bela Negara
Pendidikan bela negara belum sepenuhnya terintegrasi dalam kurikulum sekolah, sehingga generasi muda kurang terpapar konsep ini secara mendalam.
3. Individualisme
Pengaruh globalisasi sering kali mendorong sikap individualistis yang berlawanan dengan semangat kolektif dalam bela negara.
4. Polarisasi Politik
Polarisasi politik dan konflik kepentingan sering menghambat upaya kolektif untuk mewujudkan komitmen bela negara secara menyeluruh.
Membangun Komitmen Kolektif Kebangsaan
Komitmen kolektif kebangsaan adalah landasan utama untuk memperkuat ketahanan nasional dan implementasi bela negara. Untuk mewujudkan hal ini, beberapa langkah strategis dapat diambil:
1. Peningkatan Pendidikan Kebangsaan
Pendidikan Pancasila, kewarganegaraan, dan sejarah bangsa harus diperkuat di semua jenjang pendidikan untuk membangun kesadaran dan komitmen nasional.
2. Penguatan Peran Keluarga dan Masyarakat
Keluarga dan masyarakat memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan sejak dini.
3. Kolaborasi Antarsektor
Pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta harus bekerja sama dalam program-program yang mendukung ketahanan nasional dan bela negara, seperti pelatihan kesiapsiagaan bencana, kampanye melawan hoaks, dan penguatan ekonomi lokal.
4. Penggunaan Teknologi
Teknologi digital dapat dimanfaatkan untuk menyebarluaskan informasi tentang bela negara, memperkuat semangat nasionalisme, dan membangun solidaritas antarwarga negara