Rabu sore, saya bersama teman saya memiliki janji untuk mencari jajanan sembari jalan-jalan sore di daerah rumah kami, Padalarang. Padalarang, kota kecil dengan kemacetan sebagai ciri khasnya memiliki seribu kuliner yang rasanya patut diajungi jempol. Sayangnya pada hari itu kami tidak mendapatkan makanan apapun, karena entah mengapa tidak ada satu penjualpun di sana. Para penjual yang biasanya memenuhi badan jalan itu tidak ada. Ya, badan jalan yang akrab disapa dengan trotoar.
KEMBALI KE ARTIKEL