Wajah perempuan itu membakar pekarangan kasih-kasih yang mekaran dalam senyum di ruang tamuku.
Lalu aku coret sajak itu
Sajak yang dingin di luar ruangan
Sajak yang hangat dibalik selimutnya, ia betul-betul tenang
Dan kucoret agar ia gusar
Teriakannya keras, keras kepala
Perempuan itu mendorong gerobak sayur
Tangannya cokelat dimatangkan matahari
Kakinya tebal tak beralas lagi
Rindu menggumpal di dadanyaÂ