Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Lokomotifku

5 Oktober 2021   23:30 Diperbarui: 6 Oktober 2021   01:27 159 6
Aku selalu suka suara genta di stasiun kereta.
Sayang, kali ini aku melaluinya tanpa kita.


Di tepi peron berjajar banyak manusia.
Gerbong-gerbong yang dirindu telah tiba.


Aku memilih duduk tepat di samping jendela,
berteman nostalgia dan ingatan penuh romansa.
Lokomotif melaju tanpa kendala.
Bismillahi majreehaa wa mursaahaa.
Lalu ku saksikan cuplikan semesta,
dengan hamparan hijau paling nuansa.


Indah lampaimu timbul pada kaca mata.
Memori itu tumbuh rimbun dalam bilik dada.
Jendela kereta merefleksikan semua tentang kita.


Namun, kini, kamu entah dimana.
Setelah memilih pergi tanpa kata-kata,
tunggal raga aku menderita luka asmara.
Kehilangan selera untuk menatap dunia.


Langkah kita sudah tak seirama.
Tujuan pun telah berbeda arahnya.
Kita tak lagi sama sejak dari isi kepala,
hingga doa yang berbeda aminnya.


Ringkasnya, ini bukan perihal salah siapa.
Kita hanya tertakdir untuk tidak bersama.
Salah satu untuk tetap bahagia
adalah menerima dan mensyukurinya.
 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun