Demikianlah itu. Di antara langit mata kita awan mendung berguguran sebagai ciuman, membekas dan lupa menjadi pelupa. Langit yang sobek itu telah kita jahit dengan tersedu-sedu, lalu kesedihan berhasil menjadi lusuh dan terbang mencari jalan keluar, hilang seakan diculik.
KEMBALI KE ARTIKEL