Kau tatkala rasa yang bukan lagi menuju pada benua asmara. Yang pernah kita bangun dengan pesta dan sepasang mata kita bertatapan tanpa kalah.
Kau tak lagi kubawa pulang untuk menemaniku melahirkan jarum jam waktu kenangan. Sebab kemurahan hatiku telah terbengkalai dan tak lagi mekar.
Kau seumpama api yang tak lagi unggun menyimpan seseorang. Yang tak lagi air menghilangkan bara menyala-nyala. Bahkan pergi yang taklagi memiliki rindu. Pun sepotong surat yang tak lagi memiliki tujuan pemiliknya.
Semoga kau dapat memahami bahwa; laut, hutan dan semesta ini tak lagi aroma karena telah kau seduh sendirian.