Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy Artikel Utama

Wabah Penyakit Campak Melanda Berlin, Jerman

31 Maret 2015   13:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:44 72 0


Foto: Onmeda.de (vaksinasi pada bayi).

Wabah besar yang terjadi di sini, menurut Hengel (ahli virus dari Universitas Freiburger Albert-Ludwigs) jelas menunjukkan kurangnya imunisasi di Jerman, terutama di kalangan remaja & orang dewasa. Dan ini terbukti dari pengakuan jumlah pasien yang dirawat, hampir 90% tidak divaksin sebelumnya. Untuk negara maju seperti Jerman yang terkenal akan kemajuan ilmu medisnya, hal ini jelas sangat memalukan. Di tambah lagi tidak adanya tradisi vaksinasi Catch-up, yang di dalamnya sudah saling melengkapi satu sama lain.

Untuk mengurangi agar penyebaran wabah ini tidak semakin lebih meluas lagi, baik di Berlin sendiri maupun negara bagian Jerman lainnya, petugas dinas kesehatan meminta masyarakat yang belum divaksin untuk segera melakukannya (termasuk para orang tua & bayinya yang mulai berumur 9 bulan). Mereka juga mengambil tindakan untuk menutup sekolah-sekolah (2 sekolah sudah ditutup), jika para guru & muridnya kemungkinan besar sudah terjangkiti. Begitu juga pelarangan masuk sekolah untuk murid yang tidak divaksin atau tidak bisa menunjukkan buktinya. Para orang tua & murid yang merasa kecewa dengan keputusan ini, mis.sebab anaknya jadi gagal ngikutin ujian, nggak bisa nuntut macam-macam ke sekolahnya, karena keputusan ini sudah diperkuat pengadilan setempat.Tindakan ini diberlakukan juga di perusahaan-perusahaan.

Sejak tahun 1983, di mana penyakit cacar (Pocken) sudah tidak ada lagi di Jerman, maka yang namanya 'wajib vaksinasi' sudah tidak diberlakukan lagi untuk semua negara bagian Jerman. Para orang tualah yang memutuskan sendiri, vaksin apa yang sekiranya dibutuhkan untuk anaknya, begitu juga dengan orang dewasa. Tentu saja sistem yang demikian ada segi kelemahannya, karena jika terjadi wabah penyakit menular, maka penyebarannya bisa terjadi dengan cepat sekali. Jangankan untuk jenis penyakit menular yang baru, penyakit lama (mis.cacar atau campak) yang dianggap sudah punah, bisa saja sewaktu-waktu datang kembali. Yang namanya virus tidak bisa dimusnahkan begitu saja.

Wabah campak yang sebelumnya hanya terpusat di Berlin, kini sudah merembet ke negara bagian Jerman lainnya, bahkan negara sekitarnya. Sampai saat ini baru Bayern, Brandenburg & Sachen yang terdata kasusnya. Umumnya penularan terjadi dari orang yang melakukan perjalanan dinas atau wisata ke Berlin, sementara yang bersangkutan tidak mengetahui wabah yang sedang ada & ditambah lagi dirinya tidak ingat apakah pernah divaksin sebelumnya atau tidak. Sekembalinya ke keluarga atau orang terdekatnya, tidak hanya kegembiraan yang dibawanya, tetapi juga 'malapetaka'.

Lambatnya penanganan terhadap wabah ini, karena pemerintah belum merasa perlu untuk memerintahkan adanya 'wajib vaksin' & juga persediaan kuota vaksin yang belum diperbanyak. Perintah yang dikeluarkannya hanya baru sebatas himbauan. Jadi pelaksanaannya masih diserahkan ke individu masing-masing. Dokter anak & dokter kandungan telah meminta, agar para ibu & anaknya segera melakukan vaksinasi, begitu juga para pria yang mendampinginya.

Gejala-gejala penyakit campak yaitu: kelelahan, rasa ngantuk, sakit kepala, sakit perut, demam, flu, radang selaput mata, bahkan bisa terlihat jelas adanya plek putih di sekitar mulut. Dengan berjalannya infeksi, penderita biasanya mengalami 2 kali demam tinggi. Kemudian akan timbul bintik (plek) merah tua yang menyebar tidak merata. Dimulai dari belakang telinga, terus ke muka, leher, badan, lengan & kaki.
Penyakit ini kalau cepat ditangani memang tidak berbahaya. Hanya kalau si penderita tidak menyadarinya & terus bercampur dengan komplikasi lainnya, itu yang akibatnya bisa fatal, bahkan bisa sampai meninggal. Kematian biasanya lebih sering menyerang anak-anak, karena daya tahan tubuhnya masih lemah dibanding orang dewasa.
Penyebarannya bisa lewat batuk atau bersin.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun