Setelah membacanya, ingatan saya jadi melayang ke masa kanak-kanak, ketika pertama kali ibu saya mengajarkan saya membaca dengan memperkenalkan huru-huruf. Karena jumlahnya yang banyak, menurut saya, makanya hanya beberapa huruf yang bisa diingat. Namanya juga anak kecil. Saya gabungkan huruf-huruf itu semau saya & menanyakan ke ibu, apakah kata (versi saya) itu ada artinya ? Beberapa kali ibu hanya tertawa membaca kata-kata bentukan saya.
Akhirnya orang tua memasukkan saya ke TK Katholik. Di sanalah kegemaran saya mengutak-atik huruf tersalurkan. Apalagi di TK itu juga sudah diajarkan membaca.