Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Tergolong Manakah Sikap Anda?

8 Mei 2014   17:14 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:43 128 0

Eysenck menggunakan pendekatan empirik dalam penelitiannya dan memunculkan teori trait faktor yang menjelaskan tentang 3 dimensikepribadian. Dalam teori yang dibuat oleh eysenk ini, dia lebih mengutamakan pada pengumpulan data dari responden yang jumlahnya besar dan mengkorelasi skornya dengan menggunakan analisis faktor sebagai aspek penting dalam psikologi.Dengan kata lain, teori trait faktor mendasarkan diri kepada psikometrik alih-alih penilaian klinik.dalam 3 dimensi eysenk yang sudah disebutkan, yaitu ekstraversi, neurotisme, dan psikotisme. Saya lebih tertarik pada dimensi yang ekstraversi. Pada ekstraversi seseorang lebih mampu beradaptasi secara baik dengan sosial sekitarnya, dia lebih berani dalam melakukan berbagai hal diluar lingkungannya. Berbeda dengan introversi, seseorang yang memiliki sifat tersebut lebih banyak menutup dirinya dari sosial dan terlihat tidak ada semangat dalam hidupnya. Orang yang seperti itulah akan terlihat kesulitan dalam berkomunikasi dengan siapapun. Eysenk meyakini bahwa munculnya sifat ekstroversi dan introversi disebabkan oleh tingkat keterangsangan korteks, kondisi fisiologis yang sebagian besar bersifat keturunan. Ekstravers yang rendahakan membutuhkan rangsangan indrawi untuk mengaktifkan korteksnya. Sedangkan pada neurotiknya, seseorang akan mudah merespon secara emosional sehingga menciptakan gangguan neurotik dalam dirinya. Dan untuk psikotisme itu sendiri, jika seseorang memiliki sifat psikotisisme yang tinggi dia lebih terlihat agresif, tidak peduli bahkan keras hati dll, sedangakan seseorang yang memiliki psikotisime yang rendah dia akan lebih baik hati, penuh perhatian, akrab sabar dll.pada dimensi ini psikotisme mempunyai unsur genetik yang besar dibandingkan dengan ekstraversi dan neurotikme.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun