Syirik adalah tindakan mempersekutukan Allah SWT. Pelakunya disebut musyrik.Menurut etimologi, syirik berasal dari kata syaraka yang berarti sekutu atau serikat. Syirik dalam terminologi adalah menjadikan sekutu bagi Allah dalam rububiyah dan uluhiyah. Syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah pada perkara yang merupakan hak istimewa-Nya. Hak istimewa Allah seperti ibadah, mencipta, mengatur, memberi manfaat dan mudarat, membuat hukum dan syariat.Syirik merupakan kesalahan yang mendasar pada akar seluruh perbuatan dosa atau pelanggaran. Syirik merupakan persekutuan sesuatu dengan Tuhan. Tuhan adalah Maha Mutlak. Hal ini berarti bahwa Dia adalah Maha Sempurna. Dia adalah totalitas, Dia adalah Yang Maha Nyata, tidak ada sesuatupun yang dapat ditambahkan kepada-Nya dan tidak ada yang dikurangkan dari-Nya. Dia adalah satu dan tidak dapat terbagi.
Menambahkan sesuatu terhadap Tuhan sebagai yang nyata adalah tindakan dosa syirik, yakni sebuah kesalahan yang merusak kesadaran manusia dan wujud manusia, yang merupakan satu-satunya dosa yang Allah tidak berkenan mengampuninya, karena tindakan tersebut meniadakan Tuhan sendiri, sehingga menghalangi pengampunan Allah.
Syirik adalah menyekutukan Allah dalam rububiyyah-Nya, uluhiyyah-Nya, asma‟ (nama-nama) dan sifat-Nya, atau salah satunya. Jika seorang hamba meyakini bahwa ada sang Pencipta atau sang Penolong selain Allah, maka termasuk musyrik. Jika berkeyakinan bahwa ada Tuhan selain Allah yang berhak untuk disembah, maka termasuk musyrik. Dan jika ia berkeyakinan bahwa ada yang menyerupai Allah dalam asma‟ (nama) dan sifat-Nya, maka ia telah musyrik.
Faktor utama penyebab perbuatan syirik adalah bergantung kepada selain Allah SWT., maka Allah akan memasrahkannya kepada apa yang ia gantungi, dan Dia akan mengazabnya sebab hal yang dilakukan tersebut, serta menghinakan-Nya dengan benda yang dijadikan sandaran. Tercela dan tidak layak untuk mendapatkan pujian, terhina dan tidak ada penolong baginya.
2. Macam-macam Syirik yang dilihat dari sanksinya syirik dibagi menjadi dua macam, yaitua.
1. Syirik akbar/ jali (syirik yang besar/ nyata) Syirik akbar/ jali adalah perbuatan yang jelas-jelas menganggap adanya tuhan selain Allah SWT dan menjadikannya sebagai tandingan-Nya.Atau Syirik yang berkaitan dengan zat Allah SWT yang disembah, asma’-Nya, sifat-Nya dan Perbuatan-Nya.
2.Syirik ashgar/ khafi (syirik yang kecil/ samar)
Syirik asghar/ khafi adalah perbuatan yang secara tersirat mengandung pengakuan adanya yang berkuasa selain Allah SWT. Termasuk dalam hal ini, sebagaimana di dalam Musnad Ahmad ibn Hanbal dikatakan bahwa seseorang yang dalam mengerjakan suatu perbuatan ada maksud untuk dipuji oleh orang lain (ria).Atau syirik yang berhubungan dengan penyembahan terhadap Allah dan bermuamalah dengan-Nya, meskipun pelaku syirik ini berkeyakinan bahwa Allah SWT tidak memiliki sekutu dengan zat, sifat dan perbuatan-Nya.
B. Ayat ayat Alquran dan asbabu Nuzul terkait syirik
Berikut adalah beberapa ayat Al-Qur'an yang berbicara tentang syirik (mempersekutukan Allah) beserta asbabun nuzul (sebab turunnya ayat-ayat tersebut):
1. Surah Al-Baqarah (2:22)
"Dia-lah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan air itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui."
Ayat ini turun sebagai peringatan bagi kaum musyrikin Arab yang mengakui bahwa Allah adalah pencipta, tetapi mereka masih mempersekutukan-Nya dengan menyembah berhala-berhala.
2. Surah An-Nisa' (4:48)
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
Ayat ini turun berkenaan dengan orang-orang yang merasa bahwa perbuatan syirik mereka adalah hal yang kecil. Allah menegaskan bahwa syirik adalah dosa yang tidak akan diampuni jika tidak bertaubat sebelum meninggal.
3. Surah Luqman (31:13)
"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: 'Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar'."
Ayat ini turun untuk menegaskan nasihat bijaksana dari Luqman kepada anaknya tentang pentingnya menjaga tauhid (keesaan Allah) dan menghindari syirik, yang merupakan bentuk kezaliman terbesar.
4. Surah Az-Zumar (39:65)
"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: 'Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi'."
Ayat ini turun sebagai peringatan keras kepada Nabi Muhammad dan umatnya bahwa syirik akan membatalkan segala amal ibadah. Ini juga memperingatkan agar tidak mengikuti jejak kaum musyrikin yang menyekutukan Allah.
C.Hadits-Hadits yang Terkait
• Bersumpah dengan selain Allah
ْشَر َك َ و أ ْ َ َر أ د َكفَ ْ قَ هَّللاِ فَ يِر ْ ِغَ َف ب ن َحلَ َو َم )رواه ْ الترمذى ( “Barangsiapa yang bersumpah dengan selain Allah dia telah kufur atau syirik” (HR. At-Tirmidzi)
• Memakai Azimat
َ د أ ْ َ ق َ ف ً مة َ ي ْ ِم َ َق ت ه َل ع َ ن ت ْ م َك َ ر ْش )رواه احمد( َ “Barangsiapa menggantungkan diri kepada azimat maka dia telah berbuat syirik” (HR. Ahmad)
• Menggunakan mantra-mantra
ِ َولَ َم َوالت َمائِ ه رقَى َوالت ن ال ُّ ٌك ه ر إِ ِش ْ ة )رواه ابن حبان( َ • “Sesungguhnya mantra, azimat dan guna-guna itu adalah perbuatan syirik (HR. Ibn Hibban)
• Sihir
د َس ْ قَ ي َها فَ م نَفَ َث فِ ْ ه ً ثُ قَدة ْ ع ُ َد ن َعقَ ْ ْشَر َك َم َ د أ ْ قَ ن َس ََح َر فَ ْ ََح َر َو َم )رواه النسائ( “Barangsiapa yang membuat satu simpul kemudian dia meniupinya, maka sungguh ia telah menyihir. Barangsiapa menyihir, sungguh ia telah bersyirik” (HR. Nasa’i)
D. Pendapat para ulama terhadap syirik
Pendapat para ulama tentang An-nisa ayat 22 Al-Baqarah ayat 48 Luqman ayat 13 Az-zumar ayat 65
Berikut adalah pendapat ulama tentang ayat-ayat yang Anda sebutkan:
1. An Nisa Ayat 22
“Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita yang telah dinikahi oleh ayahmu, kecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya itu suatu perbuatan yang keji, dibenci Allah, dan jalan yang buruk.”
Pendapat ulama:
* Larangan Pernikahan Mahram : Ulama sepakat bahwa ayat ini melarang seseorang menikahi wanita yang pernah dinikahi oleh ayahnya (ibu tiri), baik masih dalam ikatan pernikahan maupun setelah cerai atau meninggal.
* Konteks Jahiliyah : Dalam masyarakat Arab jahiliyah, menikah dengan istri ayah dianggap biasa. Ayat ini turun untuk menghapus tradisi tersebut karena bertentangan dengan fitrah manusia dan akhlak mulia.
* Hikmah Larangan : Larangan ini menjaga kehormatan keluarga, menghindari kerusakan moral, dan memperkuat hubungan keluarga.
2. Al Baqarah Ayat 48
“Dan peliharalah dirimu dari (azab) hari yang (pada waktu itu) seseorang tidak dapat membela orang lain sedikit pun, dan tidak menerima syafaat dan tebusan darinya, dan tidaklah mereka akan ditolong.”
Pendapat ulama:
* Hari Kiamat : Ayat ini menegaskan keadilan Allah pada hari berhenti, di mana setiap individu akan mempertanggungjawabkan amalnya sendiri.
* Syafaat yang Diterima : Ulama seperti Ibnu Katsir menjelaskan bahwa syafaat hanya berlaku bagi orang-orang yang oleh Allah (seperti para nabi atau orang saleh) dan bukan untuk pelaku dosa besar tanpa izin Allah.
* Keadilan Ilahi : Ayat ini menunjukkan keadilan murni di hari berhenti, di mana harta, kedudukan, atau bantuan orang lain tidak berguna kecuali atas izin Allah.
3. Luqman Ayat 13
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika ia memberi pelajaran kepadanya: 'Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.'”
Pendapat ulama:
* Pentingnya Tauhid : Ulama sepakat bahwa ayat ini adalah nasehat mendasar tentang pentingnya tauhid dan bahaya syirik, yang merupakan dosa terbesar.
* Syirik sebagai Kezaliman : Menurut Ibnu Katsir, syirik disebut sebagai kezaliman besar karena menggeser hak Allah sebagai satu-satunya yang berhak disembah.
* Pendidikan Akidah : Ayat ini juga menunjukkan pentingnya mendidik anak-anak sejak dini untuk memahami tauhid dan menjauhi syirik.
4. Az Zumar Ayat 65
“Dan sungguh, telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu: 'Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan terhapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang rugi.'”
NJ j
Pendapat ulama:
* Peringatan terhadap Nabi : Ayat ini menjadi peringatan keras bahkan kepada Nabi Muhammad bahwa syirik adalah dosa yang dapat membatalkan semua amal.
* Pembatal Amal : Ulama seperti Al-Qurtubi menegaskan bahwa amal kebaikan menjadi sia-sia jika seseorang melakukan syirik.
* Kesempurnaan Tauhid : Ayat ini menekankan bahwa tauhid harus dijaga dalam segala aspek kehidupan, dan syirik dalam bentuk apa pun akan membawa kerugian besar.
Keempat ayat ini secara keseluruhan mengandung arti penting tauhid, akhlak, dan hukum-hukum yang menjaga kehormatan umat manusia. Tafsir mendalamnya terdapat dalam kitab-kitab tafsir seperti Tafsir Ibnu Katsir atau Tafsir Al-Qurtubi .
E. Analisis
Syirik adalah konsep dalam Islam yang mengacu pada tindakan menyekutukan Allah dengan sesuatu atau makhluk lain dalam aspek ketuhanan-Nya, baik itu dalam ibadah, keyakinan, atau ketaatan. Dalam ajaran Islam, syirik adalah dosa terbesar yang tidak akan diampuni Allah jika seseorang meninggal dalam keadaan syirik tanpa bertaubat.
Berikut adalah beberapa analisis terkait syirik:
1. Makna dan Jenis Syirik* Syirik berasal dari kata syaraka yang berarti menyekutukan atau mempersekutukan. Syirik terbagi menjadi dua jenis utama: -
2. Syirik Akbar (Syirik Besar) Tindakan ini melibatkan mempersekutukan Allah dengan entitas lain, baik melalui penyembahan berhala, menganggap ada kekuatan lain yang setara dengan Allah, atau berdoa kepada selain Allah.
Contohnya adalah menyembah patung, memohon perlindungan kepada jin, atau mempercayai adanya kekuatan supranatural lain yang setara dengan Allah