Seperti biasa, ketika rindu membuncah pada sahabatku Arman Syarif, maka cara melampiaskannya adalah mengunjungi Kompasiana, tempat di mana ia mencurahkan segalanya tentang pikiran dan perasaannya. Arman Syarif bukan hanya sekadar teman seangkatan dan satu jurusan sewaktu kuliah, ia lebih dari itu. Arman adalah teman diskusi yang baik, partner sejati di jalanan. Ia adalah pemantik, ketika semangat juang berada pada titik nadir, dan ia juga adalah penyejuk ketika semangat juang berkobar tanpa kendali. Dalam banyak hal, aku selalu belajar padanya. Tentang kesabaran, tentang kemanusiaan, tentang liku-liku kehidupan, dan tentang senyum yang selalu bergelayutan di wajahnya yang ramah.
KEMBALI KE ARTIKEL