Padahal mati itu tidak sederhana. Kematian selalu berwajah ganda: kesederhanaan dan keribetan. Bagi yang mati, ketika nafas terakhir lepas, habislah perkara. Tinggal ia berurusan dengan Sang Pencipta. Bagi yang ditinggalkan, keribetan kerap menyergap. Sederet formalitas acara adat atau pemakaman, tumpukan tagihan biaya penguburan dll. Hingga kita semestinya bertanya sebenarnya semua itu untuk siapa dan untuk apa. Demikian juga bagi sesiapa yang saat ini putus asa, dan memutuskan mengambil solusi yang dianggapnya manjur, yakni bunuh diri, selayaknya bertanya pada diri sendiri: apa yang sudah diperbuat selama hidup? Untuk apa hidup ini? Dan buat siapa hidup ini?