Menurut Kepala Divisi (Kadiv)Humas Polda Nanggroe Aceh Darussalam ,Kombes Gustav Leo kepada BBC London ,Sabtu 17 November 2012 bahwa penyerangan itu terjadi Jum'at malam pukul 22.00 wib ,karena peringatan warga masyarakat Kecamatan Plimbang kabupaten Bireun supaya menghentikan pengajian yang dianggap sesat itu dibaikan oleh Teungku Aiyub.Mulanya masyarakat mengutus beberapa orang untuk mengimbau supaya pengajian Teungku Aiyub itu di hentikan,akan tetapi imbauan masuyarakat tersebut diabaikan mereka.      Â
Bahkan para pengikut Teungku Aiyub menyerang utusan warga tersebut,sehingga seorang dianaatara tewas dan sembilan lainnya mengalami luka-luka terkena tebasan senjata tajam dari pengikut Teungku Aiyub tersebut.Lalu dalam waktu relatif cepat berita itu tersebar kepada warga masyarakat sekitarnya,maka bergeraklah masyaraakat Kecamatan Plimbang ,Kabaupaten Bireun NAD itu ke Desa Jampo.Dalam aksi aksi penyerangan balasan ini,Teungku Aiyub Syahkuban(47) dan salah seorang pengikutnya Mustansir tewas pula terkena tebasan senjata tajam dari waraga masyarakat itu.                     Â
Untuk mengamankan situasi yang genting di bekas daerah konflik tersebut,maka kepolisian NAD tidaka amau ambil resiko segera mengerahkan sekitar 200  personil aparat keamanan yang terdiri dari aparat kepolisian dan TNI ,ujar Kadiv Humas Polda NAD Kombes Gustav Leo kepada pers ketika berada di lokasi Sabtu,17 November 2012.Sebenarnya masyaraakat sudah cukup sabar dalam menghadapi pengajian yang dilakukan teungku Aiyub Syahkuban itu,karena sejak tahun 2010 waraga setempat sudah memperingatkan mereka supaya menghentikan pengajian itu.                               Â
Namun imbauan masyarakat kelihatannya di abaikan oleh Teungku Aiyub dan pengikutnya,sehingga terjadilah apa yang sebenarnya tidak di inginkan oleh semua warga itu.Dalam konteks ini perlu juga di pertanyakan kesigapan kepolisian dalam mengantisipasi berbagai fenomena sosial di daerah yang mudah meledak tersebut.Apalagi hal itu sudah terjadi sejak tahun 2010,di mana  warga masyarakat setempat sudah melayangkan protesnya terhadap keberadaaan pengajian Teungku Aiyub di Desa Jampo . Gejala sosial seperti itu semestinya sejak dini bisa ditanggulangi oleh aparat keamanan ,apalagi daerah tersebut merupakan bekas wilayah konflik yang sangat mudah memicu konflik besar .                        Â
Akan tetapi layak dipertanyakan mengapa hal itu sampai terjadi,jika fenomena -fenomena sosial tersebut sudah terlihat sejak tahun 2010.Apa kerja aparat keamanan disana serta juga para pemuka agama di daerah serambi Mekkah itu sehingga bentrokan antara sesama  warga masyarakat akhirnya terjadi juga sehingga menghancurkan kediaman dan juga menewaskan tiga orang warga masyarakat dan beberapa lainnya mengalami luka-luka.