Cemoohan yang tertuju padanya saling bersahutan di sepanjang lorong sekolah, Heryanto senyum saja menanggapinya. Sambil melewati setiap kelas, tak jarang ia membalas balik ejekan para siswa dengan gaya candaannya yang berlagak seperti wanita. Berhasil, suasana menyebalkan itu berubah penuh tawa. Heryanto kembali tersenyum sambil melanjutkan langkahnya. Aku yang berjalan tepat di belakangnya hanya bisa menepuk pundaknya sambil terus berjalan bersama, berharap tepukanku dapat menguatkan hatinya agar tak rapuh di sepanjang lorong itu.
KEMBALI KE ARTIKEL